Perbedaan Wajah Orang Kaya dan Miskin Berdasarkan Riset

Posted on

Wajah ternyata bisa menyampaikan lebih banyak makna, termasuk kondisi keuangan. Di mana dalam studi yang dilakukan oleh Universitas Glasgow, beberapa jenis wajah dikatakan dapat memberikan persepsi sebagai orang kaya, namun ada juga wajah yang disebut memberikan persepsi sebagai orang miskin.

Dalam studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Psikologi Eksperimental APA ini mengatakan bahwa orang dengan wajah yang lebih sempit, mulut yang tersenyum ke atas, alis terangkat, mata yang berjarak dekat, dan kulit yang cerah dan lebih hangat memberikan persepsi sebagai orang kaya.

“Orang-orang juga mengaitkan fitur wajah ini dengan kepercayaan, kompetensi, dan kehangatan,” tulis laporan itu seperti dikutip dari New York Post, Selasa (24/6/2025).

Sementara itu, orang dengan wajah yang lebih lebar, lebih pendek, dan lebih datar serta mulut yang menurun dan kulit yang lebih dingin dipandang sebagai kelas bawah, kurang dapat dipercaya, dan tidak kompeten. Namun sekali lagi, semua itu hanya berdasarkan studi jurnal.

Meskipun tidak disebutkan dalam studi tersebut, CEO Meta Mark Zuckerberg dan CEO Amazon Jess Bezos yang keduanya merupakan orang terkaya di dunia, memiliki beberapa fitur yang disebutkan dalam studi tersebut.

“Zuckerberg memiliki wajah yang sempit dan Bezos memiliki kulit yang hangat dan kemerahan,” tulis New York Times.

Namun Thora Bjornsdottir selaku penulis studi wajah orang kaya dan miskin tersebut mengatakan bagaimana penilaian terhadap penampilan luar seseorang dapat menyebabkan konsekuensi buruk. Sebab pada akhirnya penelitian ini dilakukan hanya untuk melihat bagaimana wajah seseorang bisa mempengaruhi persepsi orang lain terhadap pengelompokan status dan kondisi keuangan.

“Orang-orang yang dianggap memiliki status sosial tinggi atau rendah juga sering dinilai memiliki sifat yang menguntungkan atau tidak menguntungkan. Penilaian semacam itu terbentuk bahkan hanya dari penampilan wajah, dan ini dapat memiliki konsekuensi yang substansial, termasuk merugikan mereka yang dianggap memiliki status sosial rendah,” kata Bjornsdottir.

“Hasilnya menunjukkan bahwa stereotip kelas sosial menjelaskan hubungan antara penampilan wajah dan penilaian status sosial individu. Ini menyoroti bahwa stereotip yang kita pegang berdampak pada cara kita memandang orang lain, stereotip tersebut memengaruhi persepsi kita. Kesan kita terhadap orang lain kemudian dapat mengarah pada keuntungan atau kerugian tertentu bagi mereka,” tambahnya.

Sebelumnya, beberapa penelitian serupa juga pernah mengungkap hubungan wajah dengan keuangan. Dalam riset University of Toronto, partisipan bisa menebak secara akurat 53% wajah orang kaya dan miskin.

“Seiring waktu, wajah kita merefleksi secara permanen dan mengungkap pengalaman-pengalaman kita. Bahkan ketika kita pikir kita tidak mengekspresikan sesuatu, peninggalan emosi tetap ada di sana,” kata penulis studi Nicholas Rule.

Lihat juga Video MUI Haramkan Orang Kaya Beli LPG 3 Kg-Pertalite