Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan ke Integrated Terminal Jakarta. Kunjungan tersebut ditujukan untuk membahas ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) pascabencana Aceh.
Saat melakukan kunjungan yang juga dihadiri Direksi PT Pertamina (Persero) dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas), Bahlil memastikan cadangan BBM nasional sudah di atas standar minimum, yakni rata-rata sekitar 20 hari, melebihi batas minimal 17-18 hari dan mendekati batas maksimal 21 hari.
Bahlil menegaskan, pasokan berbagai jenis BBM, mulai dari solar, bensin RON 90 (Pertalite), hingga RON 95 (Pertamax Turbo), mencukupi kebutuhan nasional, termasuk daerah terdampak bencana di Aceh.
“Khusus untuk saudara-saudara kita yang di Aceh, alhamdulillah kita ikuti terus perkembangan. Yang selama ini kita drop BBM pakai helikopter, pakai pesawat, termasuk LPG, untuk beberapa hari terakhir, 3-4 hari terakhir, perlahan-lahan sudah bisa kita masuk dengan mobil tanki. Yang tadinya SPBU sama sekali enggak bisa jalan seperti di Takengon, Bener Meriah, Aceh Tengah, itu sama sekali kita enggak bisa masuk,” kata Bahlil, di lntegrated Terminal Jakarta, Jakarta utara, Minggu (28/12/2025).
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Bahlil mengungkapkan, pompa-pompa bensin sudah banyak berfungsi di beberapa ruas jalan yang sebelumnya hanya 4, sekarang bertambah menjadi 7. Bahkan, Pertamina juga diminta warga untuk dibuka selama 24 jam.
“Sekarang alhamdulillah sudah bisa masuk, termasuk yang di Tamiang, ada 7 pompa bensin, yang selama ini berjalan 4, lalu 3 enggak jalan, tapi sekarang perlahan-lahan sudah jalan. Bahkan di Tamiang kami minta kepada Pertamina untuk membuka 24 jam,” ungkap Bahlil.
Bahlil menambahkan, kebijakan pembukaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) selama 24 jam tidak hanya diterapkan di Aceh Tamiang, tetapi juga di tiga kabupaten yang sebelumnya terisolasi akibat bencana.
Menurutnya, saat akses jalan memungkinkan mobilisasi BBM menggunakan mobil tangki, pemerintah langsung meminta Pertamina memastikan operasional SPBU berjalan penuh.
“Seperti ketika saya datang ke Tapteng (Tapanuli Tengah) sama Sibolga. Untuk daerah-daerah yang baru terbuka isolasinya, begitu jalannya sudah bisa dimasuki dan BBM bisa dimobilisasi, saya minta SPBU-nya dibuka 24 jam supaya seluruh kebutuhan masyarakat bisa terlayani dengan baik,” ujar Bahlil.
Bahlil juga menegaskan, persoalan utama pascabencana bukan pada ketersediaan stok nasional, melainkan pada distribusi.
Stok BBM nasional tetap disiapkan dalam jumlah normal, seperti sebelum bencana, meskipun permintaan di beberapa wilayah sempat menurun akibat terbatasnya mobilitas masyarakat.
“Karena ada beberapa daerah yang memang infrastruktur kita lagi belum pulih, pasti demand-nya menurun, tetapi kita memberikan stok nasional itu sama dengan dengan waktu normal. Masalahnya adalah distribusi, distribusi kita tidak lancar karena pembangunan infrastrukturnya belum normal seperti biasa, tetapi kami melakukan perlahan-lahan. Kami tetap memaksimalkan sesuai dengan kondisi yang ada,” jelasnya.
Selain BBM, pemerintah juga memastikan pasokan energi untuk kebutuhan listrik darurat. Sebanyak 1.000 unit genset telah dikirimkan ke wilayah terdampak.
Pertamina Patra Niaga diminta memastikan pasokan BBM untuk operasional genset tersebut, terutama bagi warga yang masih tinggal di tenda pengungsian.
“Agar saudara-saudara kita yang ada di tenda-tenda, yang selama ini mungkin belum mendapatkan pelayanan listrik dengan baik, dapat kita pastikan untuk mendapatkan pelayanan listrik,” tuturnya.
Saat ini, tercatat sekitar 35.000 rumah di wilayah terdampak bencana belum teraliri listrik. Pemerintah menargetkan genset-genset tersebut dapat membantu pemulihan layanan listrik secara bertahap, meskipun beberapa daerah masih sulit dijangkau karena kondisi banjir.
“Jadi, kami tim dari ESDM, dari Pertamina, dari PLN selalu berusaha untuk melakukan kerja-kerja maksimal dengan tetap memperhatikan kondisi di lapangan yang ada,” pungkas Bahlil.
