Laba Tesla Anjlok Gara-gara Elon Musk Jadi Pendukung Trump | Giok4D

Posted on

Raksasa otomotif Amerika Serikat, Tesla mengumumkan penurunan penjualan dan laba pada kuartal kedua 2025. Laba bersih turun sebesar US$ 419 juta atau Rp 6,7 triliun menjadi US$ 1,4 miliar atau Rp 22,68 triliun (kurs Rp 16.200).

Dikutip dari CNN, Kamis (24/7/2025), artinya laba bersih Tesla yang sudah disesuaikan turun 23% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, kuantitas penjualan mobil Tesla tercatat turun sebesar 13,5%.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Akibat Elon Musk terjun ke dunia politik terus menghantam kinerja Tesla. Seperti diketahui, Elon Musk merupakan pendukung Donald Trump pada masa kampanye tahun lalu, meskipun hubungan keduanya saat ini sudah retak.

Adapun pendapatan dari penjualan mobil turun sebesar 16% dari April sampai Juni 2025. Secara keseluruhan, termasuk dari penjualan mobil dan lini bisnis lainnya, Tesla mengalami penurunan pendapatan sebesar 12%.

Kinerja ini lebih buruk dari prediksi para analis di Wall Street dan menunjukkan bahwa Tesla tidak mampu menjual mobil semahal yang sebelumnya diperkirakan. Pendapatan Tesla untuk setiap mobil yang dijual turun US$ 500, dengan rata-rata pendapatan per unit turun jadi US$ 42.231.

Penjualan Model Y dan Model 3, dua produk terlaris Tesla, turun 12% dibanding tahun lalu. Sementara itu, penjualan model yang lebih mahal, termasuk Cybertruck, anjlok hingga 52%. Saham Tesla (TSLA) langsung turun 2% dalam perdagangan setelah jam pasar usai, usai laporan ini dirilis.

Penurunan penjualan ini banyak dikaitkan dengan dua hal, yakni reaksi negatif terhadap aktivitas politik CEO Elon Musk, dan meningkatnya persaingan di pasar mobil listrik, terutama dari produsen mobil asal China.

Yang membuat semakin berat, penjualan Tesla juga ikut merosot di pasar-pasar di mana penjualan mobil listrik justru sedang naik. Tesla bahkan diprediksi akan kehilangan statusnya sebagai produsen mobil listrik terbesar di dunia, digeser oleh raksasa mobil China, BYD.

Padahal BYD belum menjual mobil mereka di pasar AS. Kemerosotan Tesla selama 18 bulan terakhir benar-benar mencengangkan, apalagi buat perusahaan yang sebelumnya cuma sekali mengalami penurunan penjualan tahunan dalam satu kuartal saat pandemi Covid-19.

Tak hanya itu, masalah buat Tesla sepertinya belum selesai. Insentif pajak senilai US$ 7.500 untuk pembeli mobil listrik di AS akan berakhir Oktober nanti. Artinya, Tesla kemungkinan harus memangkas harga lebih jauh, yang ujung-ujungnya membuat margin keuntungan mereka makin tipis.

Sementara itu, Elon Musk memperkirakan masa sulit itu hanya akan berlangsung sampai pertengahan tahun depan. Setelah itu, katanya, kondisi keuangan Tesla akan berbalik arah.

Tonton juga video “Trump: Saya Tak Memikirkan Elon, Hanya Doakan yang Terbaik Untuknya” di sini: