Purbaya Akui Suntikan Rp 200 T ke Bank Belum Optimal Genjot Ekonomi

Posted on

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengakui penempatan dana Rp 200 triliun ke Bank BUMN beberapa waktu lalu masih tak sesuai perkiraannya.

Perkiraan awalnya, injeksi penempatan dana ini bisa membuat pertumbuhan ekonomi melaju lebih cepat. Namun injeksi yang berjalan pada awal kebijaksanaan tersebut tak berjalan sesuai dengan keinginannya karena kurangnya sinkronisasi dengan Bank Indonesia (BI).

“Ada dampak kebijakan injeksi uang yang kita taruh di sistem perbankan itu nggak seoptimal yang saya duga seperti estimasi saya sebelumnya. Harusnya ekonomi harusnya lari lebih cepat karena ada sedikit ketidaksinkronan kebijakan antara kami dengan Bank Sentral,” ujar Purbaya di Kementerian Keuangan, Rabu (31/12/2025).

Meski begitu, kata Purbaya, dalam satu bulan terakhir ini sinkronisasi dengan pihak BI sudah beres. Dengan begitu, bisa ada perbaikan ekonomiyang sangat signifikan.

“Jadi satu bulan terakhir sudah amat baik. Yang penting adalah ke depan dengan kebijakan yang semakin sinkron antara kami dengan Bank Sentral, ekonomi akan tumbuh lebih baik dari sekarang,” katanya.

Sebagaimana diketahui, Purbaya telah menempatkan Rp 200 triliun SAL di lima perbankan pelat merah sejak 12 September 2025. Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI,) dan Bank Negara Indonesia (BNI) masing-masing mendapat jatah Rp 55 triliun, sedangkan Bank Tabungan Negara (BTN) Rp 25 triliun dan Bank Syariah Indonesia (BSI) Rp 10 triliun.

Penempatan dana ke perbankan kembali dilakukan pada 10 November 2025 senilai Rp 76 triliun. Dana tersebut diberikan kepada Mandiri, BNI dan BRI masing-masing Rp 25 triliun, serta untuk pertama kalinya Bank Jakarta turut mendapatkan Rp 1 triliun.