PNM Ungkap Strategi Bangun Reputasi Korporasi di Era Transparansi

Posted on

PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM meraih predikat ‘Sangat Baik’ pada ajang Indonesia Corporate Secretary Champion 2025. Penilaian diberikan atas penerapan fungsi Sekretaris Perusahaan melalui pengelolaan komunikasi korporasi, kepatuhan hukum perusahaan hingga penerapan Good Corporate Governance (GCG).

Pada kesempatan ini, Sekretaris Perusahaan PNM L. Dodot Patria Ary mengungkapkan strategi perusahaan membangun reputasi di era transparansi. Ia pun memaparkan konsep ‘Dari Tata Kelola ke Kepercayaan Publik’, dimana reputasi korporasi dibangun di atas pondasi integritas, akuntabilitas, dan keterlibatan aktif dengan pemangku kepentingan.

Dodot menambahkan, tantangan dunia public relations saat ini tidak lagi sebatas membangun citra, melainkan membuktikan integritas perusahaan melalui transparansi dan akuntabilitas. Oleh sebab itu, PNM melakukan transformasi digital untuk memperkuat tata kelola perusahaan, seperti untuk manajemen laporan, pemantauan sentiment publik, hingga integrasi saluran aduan konsumen.

“Digitalisasi harus berorientasi pada penguatan governance, bukan sekadar mengikuti trend. Pemanfaat teknologi tidak hanya meningkatkan efisiensi internal, tetapi juga memberikan respons yang lebih cepat dan akurat kepada publik,” ungkap Dodot dalam keterangan tertulis, Kamis (11/9/2025).

Hal ini disampaikan dalam acara Sharing & Awarding: Indonesia Corporate Secretary Champion 2025 yang diselenggarakan SWA Media di Jakarta, Rabu (10/9/2025).

Dodot mengatakan PNM juga mendorong praktik berkelanjutan dengan mengadopsi standar internasional, seperti ISO 37001 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan, ISO 27001 tentang Keamanan Informasi, dan ISO 37301 tentang Manajemen Kepatuhan.

Menurutnya, perusahaan harus aktif mempublikasikan laporan yang memaparkan komitmen keberlanjutan dan menjalankan program ESG (Environmental, Social, and Governance) secara konsisten.

Dodot menilai langkah ini sebagai bukti perusahaan yang memadukan tata kelola, teknologi, dan keberlanjutan akan lebih dipercaya publik. Dalam konteks ini, Sekretaris Perusahaan menjadi figur kunci, bukan sekadar juru bicara, tetapi penasihat strategis sekaligus pengawal komunikasi berbasis data.

“Reputasi bukanlah hasil campaign sesaat, melainkan akumulasi dari tata kelola yang kuat dan adaptasi terhadap perubahan zaman,” tambahnya.

Dodot menegaskan tugas humas perusahaan akan semakin menantang sehingga memerlukan penguatan dari tata kelola hingga perajut hubungan dengan stakeholders.

“Menjaga tata kelola berarti menumbuhkan kepercayaan, dan dengan kepercayaan itulah kita dapat mewariskan keberlanjutan bagi perusahaan dan generasi berikutnya,” tutupnya.