Perundingan Rampung, Ini Daftar Produk RI yang Bebas Tarif Masuk Uni Eropa

Posted on

Perundingan perjanjian dagang antara Indonesia dengan Uni Eropa, yakni Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) sudah mencapai suatu kesepahaman. Melalui perjanjian ini Indonesia akan mendapat keuntungan saat melakukan perdagangan dengan negara-negara di Benua Biru tersebut.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan, salah satu keuntungan yang didapat dari perjanjian dagang ini adalah produk asal Indonesia bisa masuk ke negara-negara Uni Eropa dengan tarif 0%. Produk yang sudah dipastikan akan bebas tarif adalah tekstil, alas kaki, gandum dan perikanan.

“Jadi, Pak Menko (Airlangga Hartarto) menegaskan ke Komisioner (Perdagangan Uni Eropa) Maros Sefcovic, bagi Indonesia yang namanya tekstil, footwear, wheat, ikan is a must dan kita ingin itu at entry to force bisa nol, bisa zero. Oleh Komisioner Maros diiyakan,” kata Djatmiko dalam konferensi pers di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (13/6/2025).

Meski demikian, Djatmiko menyebut tidak semua produk Indonesia bisa langsung bebas tarif saat masuk pasar Uni Eropa. Implementasi IEU-CEPA ditargetkan baru bisa berlaku akhir 2026 atau awal 2027.

“Nolnya ada yang di hari pertama, ada yang nanti di tahun kedua, ada yang di tahun ketiga, tapi in the end insyaallah semuanya akan dapat nol,” ucap Djatmiko.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sebelumnya produk tekstil Indonesia dikenakan tarif 8-12% untuk masuk pasar Uni Eropa. Dengan adanya IEU-CEPA, semua tarif akan turun bahkan dinolkan.

“Bea masuk tekstil dan apparel itu 8-12%, ada yang lebih tinggi dari itu, tetapi itu semua akan turun,” ujar Airlangga.

Selain itu, adanya IEU-CEPA juga diharapkan dapat mengurangi hambatan non-tarif pada produk sawit Indonesia.

“Tentu kita berharap non tarif barrier juga akan dikurangi dan yang penting standarnya diperjelas. Jadi, nanti ada bagian satu chapter dari perjanjian terkait dengan trade dan sustainability, di situ termasuk sawit dan kita minta agar mitigasi terhadap EUDR-nya diperkuat,” tutur Airlangga.

Airlangga berharap adanya IEU-CEPA akan meningkatkan ekspor Indonesia hingga 50% dalam tiga tahun ke depan. Tidak hanya itu, Indonesia juga berpeluang meningkatkan akses pasar jasa berupa tenaga profesional ke Uni Eropa.

“Harapannya bisa meningkatkan ekspor kita dalam tiga tahun ke depan 50%. Jadi kalau ekspor kita naik 50%, itu setara dengan Vietnam ataupun Malaysia tahun ini. Jadi ini yang kita dorong dengan adanya IEU-CEPA ini nanti tarif-tarif yang unggulan kita yang sekarang bisa 8-12%, itu bisa turun ke 0%,” pungkas Airlangga.