MBG Dinilai Perkuat Rantai Pasok Pangan Nasional baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dipandang memiliki dampak ekonomi yang lebih luas, bukan hanya sebatas pemenuhan gizi bagi anak-anak Indonesia.

Said Aqil Sirodj Institute (SAS Institute) menilai MBG akan menciptakan rantai pasok berbasis ketahanan pangan sekaligus mendorong penyediaan pangan berkualitas dengan harga terjangkau.

Sekretaris Eksekutif SAS Institute, Abi Rekso, menekankan bahwa MBG perlu dilihat sebagai misi jangka panjang, bukan sekadar program politik jangka pendek. “Bagi saya, MBG ini bukan janji politik, ini misi peradaban masa depan Indonesia. Justru, kita sebagai masyarakat sipil perlu berperan aktif untuk menyukseskan MBG,” ujarnya, Rabu (1/10/2025).

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Menurut Abi, meski Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat sekitar 4.711 kasus makanan terpapar bakteri sejak program berjalan, jumlah tersebut masih sangat kecil bila dibandingkan dengan total penerima manfaat sebanyak 31 juta orang. “Angkanya hanya sekitar 0,0001% dari 9.615 Satuan Pendidikan Pelaksana Gizi (SPPG) yang beroperasi. Artinya, program ini tetap berjalan positif dan manfaatnya jauh lebih besar,” katanya.

Abi juga menilai bahwa program ini berpotensi memperkuat sektor hulu hingga hilir. Mulai dari petani, industri pangan, hingga distribusi logistik akan terintegrasi dalam ekosistem baru yang menjaga ketersediaan pangan bergizi. Dengan demikian, MBG tidak hanya menjadi instrumen sosial, tetapi juga motor penggerak ekonomi nasional.

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah untuk terus memperbaiki kualitas pelaksanaan program MBG. “Ini program besar, jadi pasti ada kekurangan di awal. Tapi saya yakin kita akan menyelesaikannya dengan baik,” kata Prabowo setibanya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (27/9/2025).