Bank Indonesia (BI) mengungkapkan alasan kredit nganggur yang belum disalurkan perbankan (undisbursed loan) sampai menyentuh Rp 2.509,4 triliun per November 2025. Angka itu telah naik dalam beberapa bulan terakhir.
Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Solikin M Juhro, mengatakan pertumbuhan undisbursed loan dikarenakan banyak pengusaha masih wait and see mencermati kondisi ekonomi sehingga cenderung menunda untuk menarik kredit.
“Mereka masih, ‘wah ini ekonominya benar menggeliat nggak’, mereka masih wait and see,” kata Solikin dalam Taklimat Media di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (22/12/2025).
Selain itu, pengusaha kemungkinan berpandangan bahwa suku bunga kredit masih tinggi. Penurunan suku bunga kredit perbankan cenderung lebih lambat yaitu 24 bps dari 9,20% pada awal 2025, menjadi 8,96% pada November 2025.
“Juga mereka, ‘waduh saya masih punya simpanan internal atau dana internal. Daripada saya ngambil ke bank, mendingan saya pakai duit saya sendiri’. Kenapa? Karena mungkin bisa saja, oh yield atau suku bunganya masih tinggi,” imbuhnya.
Tidak hanya dari sektor korporasi, permintaan kredit dari sisi rumah tangga juga diakui ada pengereman. Hal ini dikarenakan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang belum kuat.
“Dia ‘wah nanti aku ambil kredit, penghasilan saya naik nggak’, gitu. Nah ternyata memang dari sisi ini belum kuat, nggak menggeliat, gitu. Jadi mereka juga akhirnya ngerem,” imbuhnya.
