Negosiasi tarif resiprokal terus digeber Indonesia dengan Amerika Serikat (AS). Meskipun Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan Indonesia terkena tarif hingga 32%, namun penerapannya baru dilakukan 1 Agustus 2025.
Sisa beberapa pekan menuju 1 Agustus bakal dioptimalkan tim negosiasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam misi untuk menurunkan tarif dengan administrasi AS di Washington DC. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi memohon doa kepada masyarakat agar misi tim negosiasi Indonesia bisa berjalan dengan lancar.
“Tim ekonomi kita sudah berada di AS, dipimpin Menko Airlangga, untuk terus melakukan negosiasi. Mohon doanya dari seluruh masyarakat Indonesia supaya tim negosiator dapat berikan hasil terbaik,” kata Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (11/5/2025).
Prasetyo mengatakan pemerintah Indonesia hanya ingin kedua negara, baik Indonesia maupun AS dapat memiliki hubungan dagang yang saling menguntungkan.
“Supaya intinya kita berharap apa yang menjadi kebijakan pemerintah Amerika Serikat bisa ditinjau kembali dan memberikan keuntungan untuk perdagangan kita semua,” beber Prasetyo.
Dia melanjutkan tim negosiasi sejauh ini tak banyak memberikan tawaran baru kepada pemerintah AS. Tawaran yang sudah diberikan sebelumnya, berupa menyeimbangkan defisit neraca dagang AS terhadap Indonesia tetap didorong kepada Washington.
Seperti diketahui, sebelumnya sektor bisnis dan pemerintah sepakat untuk melakukan impor besar-besaran produk AS, mulai dari komoditas energi hingga pertanian untuk mengurangi surplus neraca dagang Indonesia terhadap AS. Total paket yang ditawarkan mencapai US$ 34 miliar sendiri atau sekitar Rp 547 triliun.
“Untuk sementara tidak (tawaran baru) ya, karena apa yang sejak beberapa waktu lalu disampaikan tawaran tersebut, kita merasa sebenarnya sudah menjawab apa yang jadi tuntutan atau kehendak teman-teman di AS,” kata Prasetyo.
Prabowo Bakal Temui Trump?
Sebetulnya, sejak pengumuman tarif resiprokal pada April lalu, Indonesia menjadi salah satu negara terdepan yang menyetor proposal negosiasi. Hanya saja, dalam pengumuman Trump terakhir, tarif resiprokal 32% tetap tidak berubah.
Melihat negosiasi yang sedikit alot, apakah Presiden Prabowo Subianto memiliki rencana untuk empat dengan Trump membahas negosiasi tarif?
Sejauh ini keinginan Prabowo untuk menemui Trump secara langsung memang ada. Namun, sampai saat ini Prasetyo mengatakan belum jelas kapan hal itu bisa dilakukan. Sejauh yang dia ketahui, belum ada penjadwalan khusus yang diatur untuk pertemuan kedua presiden tersebut.
“Belum, belum, belum diatur jadwalnya belum. Tentu ada (keinginan pertemuan), sebagai upaya tentu ada, tapi kami belum bisa pastikan akan ada pertemuan dengan Trump,” beber Prasetyo.
Perlu diketahui, sebelumnya Airlangga dan tim negosiasi Indonesia sendiri sudah bertemu dengan pemerintah AS yang diwakili oleh Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Perwakilan Kantor Dagang AS Jamieson Greer pada Rabu 9 Juli kemarin.
Hasil pertemuan tersebut, Indonesia dan AS telah sepakat untuk mengoptimalkan waktu tiga minggu ke depan, untuk secara intensif melanjutkan proses perundingan kebijakan tarif resiprokal ini, dengan saling menghormati penawaran dan permintaan dari masing-masing pihak.
Hal itu diharapkan menjadi dasar dalam menetapkan kebijakan tarif resiprokal dan memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi antar kedua negara.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.