Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) meluncurkan program Holding UMKM klaster fesyen dan kerajinan tangan untuk memperkuat ekosistem rantai pasok industri kreatif nasional. Penguatan klaster fesyen dan kerajinan tangan dilakukan sebab kedua sektor ini merupakan kekuatan utama industri kreatif Indonesia.
Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian UMKM, Bagus Rachman mengungkapkan melalui Holding UMKM, pengusaha menengah diharapkan menjadi poros yang menghubungkan pelaku mikro dan kecil dalam klaster yang sama, sehingga mereka memperoleh akses pembiayaan, pendampingan, dan pemasaran yang lebih kuat untuk mendorong pertumbuhan usaha.
“Holding UMKM membangun ekosistem kemitraan UMKM berbasis klaster produk unggulan daerah, yang menjadi penghubung antara usaha mikro dan kecil dengan usaha menengah serta industri besar,” ujarnya di Klaten, Jawa Tengah dalam keterangan tertulis, Rabu (19/11).
Diketahui, sektor fesyen memiliki kontribusi sebesar Rp249,67 triliun terhadap PDB dan mencatat nilai ekspor Rp238,37 triliun pada 2024. Sementara itu, industri kerajinan tangan yang terdiri dari lebih dari 700 ribu unit usaha menghasilkan ekspor sekitar Rp11,03 triliun. Permintaan yang terus meningkat menjadi alasan perlunya penguatan ekosistem agar produk lokal mampu bersaing di pasar global.
Peluncuran Holding UMKM ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Kementerian UMKM dengan PT Lurik Prasojo dan CV Agil Craft Indonesia, serta penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI kepada para perajin lurik sebagai simbol dukungan terhadap penguatan ekosistem industri kreatif daerah.
PT Lurik Prasojo dan CV Agil Craft Indonesia ditunjuk sebagai operator Holding UMKM sektor fesyen dan kerajinan tangan sebab dinilai memiliki kemampuan mengagregasi pelaku mikro dan kecil, menjalankan fungsi inkubasi, menjaga kesinambungan pemasaran, serta memfasilitasi akses pembiayaan dalam ekosistem kreatif.
PT Lurik Prasojo berkomitmen untuk melestarikan wastra nusantara, khususnya lurik sebagai kekayaan budaya bangsa sekaligus memberdayakan masyarakat dengan melibatkan lebih dari 250 perajin perempuan dan 66 tenaga kerja tetap.
Sementara itu, CV Agil Craft Indonesia membangun ekosistem handicraft atau kerajinan tangan bersama 150 perajin. Sebanyak 95 persen produknya telah diekspor ke Jepang, Argentina, Belanda, Jerman, Portugal, Prancis, Norwegia, Maroko, dan Afrika Selatan, sementara 5 persen lainnya dipasarkan di dalam negeri.
“Dua perusahaan ini menjadi anchor yang menarik usaha mikro dan kecil dalam rantai pasok, sehingga mereka tumbuh lebih efektif, berdaya saing, dan memiliki skala ekonomi lebih besar,” kata Bagus.
Lebih lanjut, Bagus menjelaskan Holding UMKM juga bertujuan untuk membantu menyelesaikan berbagai kendala yang kerap dihadapi usaha mikro dan kecil, seperti kesulitan produksi, terbatasnya akses pembiayaan, belum optimalnya standardisasi mutu, serta lemahnya rantai pasok.
“Holding UMKM adalah langkah strategis dalam transformasi struktural berbasis klaster agar ekosistem UMKM semakin terintegrasi, sistematis, dan berkelanjutan,” ujar Bagus.
Di sisi lain, Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo, mengapresiasi langkah Kementerian UMKM tersebut. Ia menilai produk kreatif lokal, seperti lurik, memiliki potensi besar untuk bersaing secara global sehingga membutuhkan inovasi dan kolaborasi berkelanjutan.
“Kehadiran pemerintah pusat di Klaten adalah bukti dukungan bagi masyarakat. Semoga kolaborasi ini dapat memperkuat langkah menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Menanggapi adanya program ini, Pemilik Usaha Lurik Prasojo, Hanggo Wahyu Amerto menyambut baik kerja sama dengan Kementerian UMKM untuk melindungi produk lokal sekaligus memperkuat daya saing global.
“Kolaborasi ini memungkinkan kami memberdayakan penenun lokal dalam rantai pasok dunia dan mentransformasi warisan lokal menjadi komoditas global,” kata Hanggo.
Sambutan baik ini juga turut datang dari Manager Eksekutif CV Agil Craft Indonesia, Eka Mutiara Sari yang menyampaikan apresiasinya atas implementasi Holding UMKM.
“Kami optimistis akses pembiayaan dan pendampingan dari Kementerian UMKM akan memperkuat sektor kerajinan sebagai pilar ekonomi nasional,” pungkasnya.
