Hampir 20 ribu orang kehilangan pekerjaan di Singapura. Dari data Kementerian Perdagangan dan Industri (Ministry of Trade and Industri/MTI) ada sekitar 19.800 tenaga yang berkurang di 7 sektor besar.
Dari data MTI, yang dilansir dari vulcanpost, Rabu (26/11/2025), sektor tersebut antara lain pekerja di sektor real estate, teknologi dan informasi, jasa profesional, perdagangan ritel, perdagangan grosir, pendidikan, dan makanan minuman.
Sektor-sektor bernilai tinggi yang mempekerjakan tenaga kerja lokal berkualitas seperti teknologi dan informasi, jasa profesional, perdagangan, atau bahkan real estat menyumbang banyak sekali pekerjaan yang hilang di Singapura.
Pemangkasan tenaga kerja paling banyak terjadi di sektor real estate dengan total pekerjaan yang hilang hingga 4.400. Sektor teknologi dan jasa profesional juga menyumbang banyaknya pekerjaan hilang di Singapura dengan total 4.100. Padahal sektor tersebut merupakan sektor bisnis yang cukup moncer di Singapura.
Di bawahnya ada sektor perdagangan yang juga cukup banyak melakukan pemangkasan tenaga kerja. Di sektor ritel ada sekitar 3.800 orang dan di sektor grosir sekitar 1.900 orang.
Sektor real estat sendiri terkena pukulan berat setelah pemerintah Singapura melakukan upaya pendinginan pasar properti untuk menjaga pasar dalam negeri. Bisnis real estat sedikit dipaksa untuk melambat maka wajar saja hal itu membuat banyak pekerjaan hilang.
Sementara itu di sektor teknologi disebutkan telah terjadi perubahan permintaan akan keterampilan teknologi tertentu, yang mungkin telah menyebabkan pengurangan di beberapa area fungsional dan kesenjangan yang mendalam namun belum terisi di area lain. Contohnya di bidang seperti AI atau apa pun yang berhubungan dengan data.
