Pemerintah menargetkan badan hukum Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih rampung Oktober mendatang. Kopdes Merah Putih resmi diluncurkan pada 21 Juli 2025 di Klaten, Jawa Tengah, namun belum seluruhnya berbadan hukum.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Yandri Susanto, menjelaskan pihaknya menargetkan semua Kopdes sudah berbadan hukum pada 28 Oktober 2025. Dengan badan hukum yang jelas, Kopdes diharapkan dapat menjalankan bisnis penjualan LPG, sembako, pupuk, hingga apotek.
“Sekarang kami kejar supaya nanti tanggal 28 Oktober semua Kopdes yang sudah berbadan hukum itu, bisnisnya bisa berjalan dengan baik,” terang Yandri di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (6/8/2025).
Yandri mengaku pemerintah belum menetapkan bidan khusus Kopdes. Menurutnya, bidang khusus Kopdes ini baru akan ditetapkan setelah koperasi tersebut meraup keuntungan.
“Itu nanti setelah ini matang, kemudian koperasinya bisa untung, bagus itu masuk dalam pengembangan bisnis koperasi. Tapi itu nanti. Tapi yang pokoknya kita sesuai dengan arahan Bapak Presiden ya tadi, gas LPG, pupuk, sembako, apotek, dan lain sebagainya,” terangnya.
Sementara untuk skema pengajuan pembiayaan, Yandri menyebut pihaknya masih melakukan finalisasi Peraturan Menteri Desa (Permendes). Rancangan Permendes ini juga tengah diharmonisasi dengan kementerian terkait.
“Target, insyaallah, mungkin hari ini di Kementerian Desa sedang melakukan harmonisasi bersama Menteri Hukum, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan kementerian yang lain. Untuk memastikan Permendes itu selaras dengan peraturan yang lain. Hari ini sedang berlangsung. Insya Allah, mungkin 1-2 hari ini selesai, insya Allah,” tutupnya.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi, menjelaskan pengoperasian Kopdes Merah Putih ini diharapkan masyarakat untuk menggerakkan perekonomian. Menurutnya, program ini memiliki dampak sosial dengan kelayakan usaha.
“Sehingga kita ingin membangun, merubah mindset masyarakat agar bisa menjadi pelaku usaha yang tangguh, khususnya di desa, di akar rumput,” terang Budi Arie.