RI Ekspor Produk Alat Rumah Tangga Rp 6,7 M ke Filipina dan Romania

Posted on

Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor empat kontainer produk peralatan rumah tangga berbahan plastik produksi PT Mitramulia Makmur (MMM) ke Filipina dan perdana ke Romania. Produk yang diekspor senilai US$ 411,73 ribu atau setara Rp 6,7 miliar.

Budi menyatakan, produk Indonesia kini memiliki daya saing yang tinggi di pasar global. Hal ini tecermin dari perubahan signifikan struktur ekspor nasional yang saat ini didominasi sektor industri pengolahan, menggantikan dominasi sektor pertambangan di masa lalu.

“Dengan demikian, produk Indonesia terbukti memiliki daya saing. Dengan produk yang berkualitas kita tidak hanya mampu menembus pasar ekspor, tetapi juga memperkuat pasar dalam negeri dan membendung serbuan produk impor,” tegas Budi dalam keterangannya, dikutip Sabtu (5/10/2025).

Menurut Budi, Moorlife-PT MMM berhasil menunjukkan konsistensi dan kinerja ekspor yang terus meningkat sehingga berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional. Ia dengan ekspor yang terus didorong dapat berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kinerja ekspor yang terus tumbuh ini tentu akan berkontribusi pada target pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, dengan ekspor yang meningkat, produksi dalam negeri juga meningkat sehingga akan menyerap lebih banyak tenaga kerja,” ujar Budi.

Budi menyampaikan, untuk menggenjot ekspor, pemerintah terus memperluas akses pasar ekspor Indonesia melalui penyelesaian perundingan perdagangan dengan berbagai negara.

“Kemarin, kami mengumumkan bahwa kami telah menyelesaikan perundingan Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) telah selesai. Pada 24 September 2025, Indonesia juga menandatangani Indonesia-Canada CEPA. Ini merupakan salah satu upaya kami untuk memperkuat penetrasi pasar global,” jelas Budi.

Peningkatan ekspor juga dilakukan melalui program Kementerian Perdagangan yang menjembatani pelaku usaha dalam negeri dengan buyer luar negeri.

Langkah itu dapat dilakukan melalui 46 perwakilan dagang (perwadag) di 33 negara yang bertugas untuk mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk melakukan ekspor.

Sepanjang Januari-Agustus 2025, Kemendag telah memfasilitasi 462 kegiatan penjajakan kerja sama bisnis (business matching) yang terdiri dari 312 sesi presentasi peluang bisnis (pitching) dan 150 sesi temu bisnis dengan buyer.

Total nilai transaksi yang sukses dicatatkan mencapai US$ 90,90 juta yang terdiri atas potensi transaksi sebesar US$ 34,95 juta dan pesanan pembelian (purchase order) senilai US$ 55,95 juta.

“Sebanyak 70 persen UMKM yang berpartisipasi dalam program ini baru pertama kali ekspor dan sebagian besar transaksi dilakukan secara dalam jaringan (daring) tanpa tatap muka langsung,” ucap Mendag Busan.

Selain itu, pemerintah juga menginisiasi program Desa Bisa Ekspor yang menargetkan sekitar 2.600 desa dengan 741 desa siap ekspor. Melalui program ini, pelaku UMKM mendapatkan pelatihan seperti Export Coaching Program (ECP), pendampingan desain, dan dukungan pembiayaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), serta instansi pemerintah pusat dan daerah lainnya.

“Jika sudah siap melakukan ekspor, maka pelaku usaha akan kami masukkan dalam program UMKM Berani Inovasi Siap Adaptasi (BISA) Ekspor,” terang Budi.