PLN Indonesia Power (PLN IP) mulai mengoperasikan sistem marketplace biomassa untuk memasok bahan bakar cofiring di PLTU. Sistem digital rantai pasok ini dikembangkan oleh PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) dan kini sudah diterapkan di PLTU Adipala, Cilacap, yang dikelola Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Jawa Tengah 2 Adipala.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Marketplace biomassa ini menjadi platform yang menghubungkan penyedia biomassa lokal-mulai dari petani, koperasi, hingga pelaku UMKM-dengan pembangkit listrik berbasis cofiring. Lewat aplikasi ini, transaksi, distribusi, hingga pelaporan biomassa dilakukan secara transparan, real-time, dan terintegrasi dengan sistem operasional pembangkit.
Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Rizal Calvary Marimbo, mengatakan digitalisasi biomassa menjadi langkah penting dalam transformasi energi nasional.
“Kami melihat biomassa sebagai peluang strategis, bukan hanya untuk diversifikasi energi, tetapi juga untuk membuka ruang partisipasi masyarakat dalam ekosistem energi nasional. Digitalisasi melalui marketplace ini memungkinkan proses yang lebih transparan, efisien, dan berdampak langsung bagi ekonomi lokal,” ujar Rizal dalam keterangan resmi, Sabtu (15/11/2025).
PLN Indonesia Power berperan memastikan kesiapan infrastruktur dan sistem pembakaran serta pelatihan SDM untuk mendukung pemanfaatan biomassa. PLTU Adipala menjadi unit pionir yang mengadopsi cofiring biomassa sekaligus lokasi percontohan integrasi marketplace.
“Digitalisasi ini bukan hanya soal efisiensi operasional, tapi juga tentang menciptakan ekosistem energi yang lebih inklusif. Kami ingin memastikan bahwa transisi energi juga membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar pembangkit,” ujar Hanafi Nur Rifa’i, Direktur Operasi Pembangkit Batubara PLN Indonesia Power.
Aplikasi marketplace ini memiliki sejumlah fitur, mulai dari pendaftaran dan verifikasi penyedia biomassa, pemantauan stok dan kualitas bahan baku, sistem lelang dan penawaran harga, integrasi logistik dan pelacakan pengiriman, hingga dashboard analitik untuk memonitor serapan biomassa.
Direktur Biomassa PLN EPI, Hokkop Situngkir, mengatakan platform ini membuka peluang baru bagi masyarakat di sekitar pembangkit.
“Marketplace ini membuka akses pasar yang lebih luas bagi masyarakat. Kami ingin memastikan bahwa biomassa tidak hanya menjadi solusi energi, tapi juga sumber penghidupan baru,” jelas Hokkop.
Dengan sistem ini, penyedia lokal bisa menjual limbah organik seperti sekam padi, serbuk gergaji, hingga tandan kosong sawit langsung ke pembangkit tanpa perantara. Mekanisme ini memberi harga lebih adil dan proses lebih cepat.
Pemanfaatan biomassa melalui marketplace memberi sejumlah dampak, seperti terbentuknya ekosistem bisnis baru di sekitar pembangkit-mulai dari jasa pengeringan, penggilingan, hingga logistik. Diversifikasi energi lewat biomassa juga memperkuat ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada batu bara impor, terutama di daerah dengan potensi biomassa tinggi.
Selain itu, cofiring biomassa membantu menurunkan emisi sektor ketenagalistrikan, sejalan dengan target pemerintah mencapai Net Zero Emission 2060.
