Eskalasi konflik militer antara Iran dengan Israel diperkirakan dapat memicu gangguan terhadap berbagai sektor usaha, termasuk di sektor logistik Tanah Air. Terutama potensi kenaikan harga bahan bakar minyak yang secara langsung dapat mempengaruhi biaya ongkos pengiriman barang.
Direktur Utama PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI), Yulina Hastuti, mengatakan sejauh ini pihaknya belum merasa dampak langsung dari ketegangan di Timur tengah tersebut. Sebab selama ini perusahaan masih berfokus pada pengiriman atau logistik dalam negeri.
Di mana ia menjelaskan secara proporsi pengiriman TIKI sekitar 98% domestik alias dalam negeri, dan hanya 2% pengiriman internasional alias ke luar negeri. Itu pun pengiriman luar negeri TIKI masih bekerja sama dengan perusahaan logistik lain di Singapura.
“Sejauh ini kan belum terlalu ini ya. Karena kan pengirimannya lebih banyak domestik,” kata Yulina dalam diskusi terbatas bersama media, Jumat (20/6/2025).
Namun secara umum, imbas tensi di Timur Tengah ataupun masalah geopolitik lain menurut Yulina yang paling dirasakan saat ini adalah semakin banyaknya syarat-syarat yang diperlukan untuk melakukan pengiriman ke luar negeri.
“Tapi yang jelas memang pengaruhnya itu akhirnya untuk pengiriman ke luar negeri akhirnya banyak sekali persyaratan-persyaratan yang mereka berikan kepada kami, kepada customer juga,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Head of National TIKI Adam Ismanto mengatakan meningkatnya tensi geopolitik imbas perang Israel-Iran memang menimbulkan ketidakpastian pasar yang secara otomatis dapat meningkatkan berbagai komponen harga, termasuk BBM. Walau sejauh ini menurutnya harga bahan bakar di Indonesia masih relatif stabil sehingga belum berdampak langsung terhadap kenaikan biaya operasional perusahaan.
“Kalo bicara geopolitik pasti kan ketidakstabilan. Ini tentu semua komponen juga akan meningkat. Kalo masalah BBM kan sebenarnya normal ya, belum ada perubahan yang signifikan,” terangnya.
“Kalau kekhawatiran kenaikan ya pasti akan ada dampaknya juga ya. Tapi kita pasti kalau kondisinya sudah melewati batas yang harus kita siapkan, mungkin akan ada penyesuaian,” jelas Adam lagi.
Untuk itu menurut Adam yang penting untuk dilakukan saat ini adalah bagaimana perusahaan dapat bekerja dengan lebih efisien. Mulai dari peningkatan sumber daya manusia (SDM), adopsi teknologi, dan berbagai upaya lainnya.
Dengan begitu saat ada beberapa komponen biaya yang naik karena kondisi eksternal, termasuk imbas ketegangan di Timur Tengah tadi, ada beberapa komponen biaya lain yang bisa dikurangi. Sehingga lini usaha tetap bisa berjalan tanpa perlu menaikkan tarif pengiriman kepada customer.
“Cuman ada beberapa hal tadi kan kita sudah mulai optimalkan SDM kita. Terus kemudian kita udah mulai berpikir bahwa kurir kita juga harus efektif, harus efisien. Itu sebetulnya juga salah satu faktor penunjang supaya kita tetap bisa kompetitif,” paparnya.
“Memang di industri ini yang paling crucial adalah dengan pelayanan yang prima tapi kita dengan biaya yang tetap atau makin efisien. Itu challenge-nya di situ,” tegas Adam.