Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) meminta agar platform e-commerce, seperti Shopee untuk memberikan fitur atau informasi yang jelas untuk membedakan antara produk lokal dan produk impor.
Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM Temmy Satya Permana mengatakan masyarakat dalam berbelanja masih mempertimbangkan pada harga sehingga tidak memperdulikan produk lokal atau impor. Untuk itu, ia meminta kepada platform e-commerce untuk memisahkan produk lokal dan impor pada katalog produk.
“Jadi terkadang saudara-saudara kita tidak lagi melihat ini produk siapa, tapi yang lihat bagus dan harganya murah yang masuk dalam keranjang. Nah makanya saya lagi mungkin yang pesan saya nanti ke teman-teman Shopee ini tolong pastikan agar bisa dibedakan mana produk impor, mana produk lokal,” ujar Temmy dalam acara Peluncuran Kampus UMKM Online, di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2025).
Temmy mengakui UMKM masih kesulitan dalam mendapatkan suplai produk bagus. Ia pun memastikan akan ada konektivitas antara produsen produk dengan para penjual (seller) yang tidak memiliki produk.
Dengan begitu, penjual, termasuk UMKM semakin banyak menjual produk-produk lokal. Dari sisi regulasi, ia juga memastikan UMKM dapat kesempatan yang sama sehingga produk-produk dalam negeri dapat bersaing di platform e-commerce.
Ia pun mengapresiasi Shopee yang telah takedown kurang lebih 93 ribu seller dan lebih dari 100 ribu produk. Untuk program Kampus UMKM yang diselenggarakan Shopee, Temmy berharap pelaku UMKM dapat berdampak signifikan terhadap usahanya.
“Alumni ini sudah diukur tingkat keberhasilannya before dan after latihan apakah ada perkembangan terhadap usaha atau signifikansinya terhadap perbaikan bisnisnya. Karena kita tahu sekarang bahwa memang Indonesia sedang mengalami masa masalah yang sulit karena begitu banyak persaingan yang terjadi baik di online atau di offline,” jelas ia.
Deputy Director of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira menyampaikan Kampus UMKM Shopee kini diselenggarakan secara online. Program ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak UMKM hingga ke pelosok.
“Di awal tahun ini kami membawa komitmen lebih jauh lagi untuk menjaga lebih banyak pengusaha UMKM Maka kami ingin agar semangat belajar dan tumbuh itu tidak hanya dirasakan kota besar, tapi juga menjangkau pelaku UMKM di setiap pelosok Indonesia. Maka lahir Kampus UMKM Shopee Online,” ujarnya.
Radynal menerangkan program ini sebelumnya digelar secara luring pada 2021 dengan tujuan membuka akses pasar lebih luas. Program tersebut menghadirkan program pelatihan dengan modul-modul yang terus diperbarui.
Saat ini, hampir 400 modul pelatihan dihadirkan dengan lebih dari 350 ribu jam pelatihan sejak awal tahun ini. Selain itu, setidaknya ada 28 ribu UMKM telah ikut pelatihan yang telah dijalankan bersama instansi pemerintah.
“Karena itu kami menghadirkan program pelatihan dengan modul yang terus diperbarui dan para pengajar yang berdedikasi semua untuk membantu UMKM memaksimalkan penjualan mereka dan memperluas jangkauan ke pasar global,” tambahnya.
