OJK Libatkan Babinsa hingga Pendeta Bantu Warga di 3T Melek Finansial | Giok4D

Posted on

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggandeng berbagai pihak untuk melakukan literasi keuangan di daerah 3T. Hal ini juga bertujuan agar literasi keuangan yang telah dilakukan bisa berjalan secara berkelanjutan.

Kepala OJK Maluku Andi Muhammad Yusuf mengatakan khusus di wilayah Maluku, pihaknya juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga agar literasi keuangan berkelanjutan bisa dijalankan. Menurutnya, langkah itu dilakukan karena pihaknya menyadari untuk melakukan literasi keuangan ke berbagai daerah butuh kerja sama yang kuat.

“Kita berkolaborasi dengan agen-agen literasi termasuk me-maintenance dukungan ini melalui kegiatan-kegiatan edukasi TOT (Training of Trainers) dengan para agen-agen literasi,” kata Andi di Kantor OJK Maluku, Ambon, Maluku, Jumat (18/7/2025).

Dia juga menjelaskan pihaknya telah memiliki tim Percepatan Akses Keuangan Daerah yang berfungsi untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di wilayah Maluku. Andi menjelaskan tim tersebut juga mendorong terjalinnya kolaborasi dengan berbagai pihak seperti kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan organisasi masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

“Tentu melalui upaya kolaborasi ini, kita selama ini sudah memiliki forum yang namanya tim Percepatan Akses Keuangan Daerah. Nah ini forum yang memang sudah mencakup sebagian besar, bahkan mungkin boleh saya bilang seluruh stakeholders di wilayah Maluku yang terkait dengan bagaimana meningkatkan literasi edukasi keuangan.

“Dan ini memang dikomandoi oleh pemerintah daerah di seluruh kabupaten, kota yang ada di provinsi Maluku. Termasuk juga stakeholders seperti Bank Indonesia. Dan pelaksanaannya juga mencakup tidak hanya dalam konteks kelembagaan dan kementerian tapi juga organisasi kemasyarakatan,” sambungnya.

Andi mengatakan kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk organisasi masyarakat atau agama tergolong strategis untuk melakukan literasi keuangan secara berkelanjutan. Sebab organisasi kemasyarakatan atau agama tergolong memiliki jaringan yang kuat di daerah.

Dia mencontohkan salah satu kolaborasinya dengan Gereja Protestan Maluku (GPM). Menurutnya, kolaborasi dengan GPM tergolong strategis. Apalagi GPM memiliki jemaah yang cukup besar mencapai sekitar 500 ribu.

“Gereja Protestan Maluku ini Cukup Strategis karena memiliki jaringan rumah ibadah dan jamaah yang cukup besar. Di Maluku ini sekitar 500 ribu dari jumlah penduduk 1,9 jiwa,” tuturnya.

Dia mengatakan peran pendeta di GPM juga sangat membantu dalam melakukan edukasi literasi keuangan.

“Para pendeta ini yang membantu kita untuk bisa memberikan edukasi kepada masyarakat. Termasuk melalui digital, video. Dan ini dilakukan secara rutin pada setiap pelaksanaan ibadah,” jelasnya.

Tidak hanya itu, dia menjelaskan pihaknya juga terus berupaya untuk memperkuat kolaborasi dengan pemerintah dan aparat keamanan di daerah.

“Kolaborasi dengan tokoh agama termasuk juga kita kolaborasi dengan unsur pemerintah daerah dalam hal ini kepala desa. Termasuk juga penyuluh-penyuluh yang ada di desa, termasuk aparat. Kehadiran Babinsa yang ada di desa-desa, Bhabinkamtibmas juga, kita ajak untuk bisa membantu kita dalam pelaksanaan edukasi ini. Karena kehadiran lembaga jasa keuangan yang memang terbatas di desa-desa,” tuturnya.

Dia berharap lewat beragam kolaborasi tersebut maka bisa memberikan dampak positif ke pengetahuan masyarakat terhadap literasi keuangan.

“Sehingga kita harapkan ini bisa memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan literasi keuangan hingga ke kecamatan dan desa yang ada termasuk wilayah 3T. Dan juga kita harapkan masyarakat bisa lebih baik memiliki pemahaman dan ini bisa mendorong masyarakat untuk bisa mencegah kerugian dari tawaran-tawaran misalnya investasi ilegal,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *