Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara soal anjloknya nilai ekspor batu bara RI sebesar 21,74% pada periode Januari-Juli 2025. Nilai ekspor hanya mencapai US$13,82 miliar, turun dari US$17,66 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Dirjen Minerba ESDM Tri Winarno menjelaskan penurunan terjadi karena meningkatnya kapasitas produksi batu bara di negara tujuan utama ekspor RI, yakni China dan India. Akibatnya, batu bara RI tak terserap maksimal.
“Itu China dan India kapasitas produksinya naik. Sedangkan ekspor kita utamanya ke dua negara itu. Jadi wajar saja sebetulnya. Ini siklus, naik turun, harga juga begitu,” kata Tri di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Dengan kondisi itu, pemerintah bersama Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) kini menjajaki pasar baru di kawasan ASEAN. Sementara pasar Eropa dan Amerika tidak lagi jadi prioritas.
“Kita jajaki Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Karena Asia yang paling banyak menyerap,” jelasnya.
Meski nilai ekspor merosot, Tri memastikan target penerimaan negara bukan pajak (PNBP) minerba tetap bisa tercapai. Hingga 1 September, realisasi PNBP minerba sudah tembus 70% dari target.
“InsyaAllah sampai akhir tahun sesuai target,” pungkasnya.
Tonton juga Video: Hilirisasi Sektor Minerba Memberikan Efek Nyata Ekonomi Indonesia