Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Perusahaan makanan dan minuman kemasan terbesar, Nestle akan memangkas 16.000 karyawan. Langkah ini sebagai strategi memangkas biaya sekaligus memulihkan kepercayaan investor.
CEO baru Nestle Philipp Navratil, menyampaikan pemangkasan karyawan ini kali ini mewakili 5,8% dari sekitar 277 ribu karyawan Nestle. Navratil menyampaikan telah menaikkan target penghematan biaya hingga 3 miliar franc Swiss (US$ 3,77 miliar) dari sebelumnya 2,5 miliar hingga 2027.
Tarif impor menjadi salah satu hambatan bagi Nestle, meskipun sebagian besar penjualannya di lokal. Selain itu, produsen makanan itu berhadapan dengan kepercayaan konsumen dan perubahan kebiasaan karena pola hidup makan lebih sehat
“Dunia berubah dan Nestle butuh perubahan yang cepat,” ujar Navratil dikutip Reuters, Jumat (17/10/2025).
Nestle tengah mengalami pergolakan dari sisi manajemen yang belum pernah terjadi sebelumnya. Navratil menggantikan Laurent Freixe yang diberhentikan dari posisi CEO pada September lantaran alasan pribadi.
Dua pekan kemudian, Ketua Dewan Paul Bulcke mengundurkan diri lebih awal untuk memberi jalan bagi mantan pimpinan Inditex, Pablo Isla.
Perusahaan asal Swiss ini berusaha mempertahankan kinerjanya selama 2025. Nestle menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan organik diperkirakan akan meningkat dibandingkan tahun 2024. Margin laba operasi perdagangan dasar ditargetkan di atas 16% dan 17% untuk jangka menengah.
Nestle menambahkan bahwa proyeksi margin tersebut sudah memperhitungkan tarif impor AS yang lebih tinggi terhadap barang Swiss sebesar 39% yang mulai berlaku pada bulan Agustus. Sebagian besar penghematan biaya sebesar 3 miliar franc Swiss diperkirakan terjadi pada 2026-2027, dengan penghematan sekitar 700 juta franc Swiss pada tahun 2025 secara keseluruhan.
Tonton juga video “550 Staf JPL NASA Kena PHK, Gara-gara Pemerintah AS Shutdown?” Di sini:
