Tarif impor yang dikenakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjadi 19% dinilai semakin menguntungkan ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menilai produk CPO Indonesia semakin kompetitif di pasar AS.
Amran menanggapi positif pemangkasan tarif tersebut karena negara pesaing, seperti Malaysia dikenakan tarif lebih tinggi 25%.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Kita bersyukur, karena (wacana sebelumnya Indonesia dikenakan) tarif 32%, (kini turun) menjadi 19%. Kalau Malaysia 25% ya. Artinya apa? Ada celah di sana untuk pertanian Indonesia. Ada celah di sana untuk CPO (crude palm oil) Indonesia,” kata Amran kepada awak media di kantor berita RRI, Jakarta Pusat, Kamis (17/7/2025).
Menurut Amran, penurunan tarif tersebut menjadi peluang besar bagi sektor pertanian Indonesia, khususnya crude palm oil (CPO). Tarif impor Indonesia yang lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga semakin kompetitif bagi Indonesia di pasar AS.
“Pesaing kita cuma Malaysia. (Dengan adanya tarif ini) artinya kita bisa menambah juga (ekspor CPO ke AS). Ini menjadi peluang emas bagi pertanian,” jelas dia.
Amran optimis, Indonesia dapat melampaui negara lain dalam ekspor CPO. “Malaysia 25%, Indonesia 19% kan? Terus kalau CPO kita masuk, yang mana menang? Indonesia,” tambah.
Kendati begitu, Indonesia masih perlu meningkatkan produksi CPO, Amran menyebut program penanaman kembali (replanting) masih terus dijalankan. Amran pun mengakui ada potensi stagnasi produksi karena sebagian dialihkan untuk kebutuhan biofuel.
“Iya kita akan menanam kembali, replanting kita sudah lakukan. Pasti produksi naik. Tetapi mungkin stagnan karena kita alihkan ke biofuel,” tambahnya.