Mau IPO, Bank DKI Bentuk KUB dengan Bank Maluku Malut

Posted on

PT Bank DKI resmi menjalin kerja sama strategis dengan PT Bank Maluku Malut (BMM) melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB). Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang berkeadilan, sekaligus memperkokoh stabilitas sektor keuangan nasional.

Penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan di Balai Kota Jakarta, Rabu (5/6), disaksikan oleh para gubernur dari Jakarta, Maluku, dan Maluku Utara, serta OJK.

Direktur Utama Bank DKI, Agus Haryoto Widodo, menegaskan KUB ini adalah momentum penting dalam transformasi Bank DKI menjadi bank regional yang mampu bersaing secara nasional.

“Kerja sama ini memperluas penetrasi pasar dan memperkuat struktur bisnis kami. Ini bagian dari perjalanan menuju IPO Bank DKI,” ujar Agus dalam keterangannya, Minggu (8/6/2025).

Sebagai pemegang saham pengendali kedua di BMM, Bank DKI akan mendampingi penguatan tata kelola, manajemen risiko, sistem IT, hingga pengembangan SDM. Kolaborasi ini juga dianggap sebagai model konkret penguatan BPD yang sesuai dengan arahan konsolidasi dari POJK No. 12/POJK.03/2020.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyebut kerja sama ini sebagai bentuk nyata kolaborasi antarwilayah dalam rangka pemerataan pembangunan.

“Bukan hanya tentang modal, tapi juga tentang semangat membangun dari pinggiran. Jakarta mengambil peran sebagai enabler pembangunan nasional,” ujarnya.

Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, dan Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoandra, menyambut positif sinergi ini. Keduanya yakin penguatan layanan keuangan akan mendongkrak aktivitas ekonomi lokal dan mendorong inklusi finansial, terutama di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menilai kolaborasi ini sebagai hasil dari visi jangka panjang konsolidasi BPD yang strategis dan berdampak nyata.

Sementara itu, Direktur Utama BMM, Syahrisal Imbar, menyebut langkah ini sebagai awal transformasi besar untuk BMM dan potensi kolaborasi bisnis antar pelaku usaha Jakarta dan Maluku.

Inisiasi KUB Bank DKI-BMM dimulai sejak 2024 untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum, memperkuat efisiensi BPD, serta menyiapkan Bank DKI menuju IPO. Sinergi ini ditargetkan mulai berdampak pada laporan keuangan konsolidasi dalam 6-12 bulan ke depan.

Dengan langkah ini, Bank DKI kian mantap menjadi kekuatan baru di industri perbankan nasional. Sebuah investasi jangka panjang di tengah surplus dagang Indonesia yang terus berlanjut.