Kepala Satuan Kerja Khusus (SKK) Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (Migas) Djoko Siswanto meyakini lifting minyak di bulan Juli akan meningkat. Ia menyebut, kenaikan lifting ini mulai terlihat dari bulan Juni.
Djoko menjelaskan, kenaikan lifting migas didorong tambahan dari produksi Medco Energi yang sudah on-stream pada bulan Mei. Selain itu, tambahan tersebut berasal dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu yang baru diresmikan. Produksi lapangan tersebut akan bertambah sebanyak 30.000 BOPD.
“Januari sampai dengan Juni grafiknya sudah meningkat. Nah Juli itu kita akan meningkat lagi, itu dikarenakan Medco yang sudah on-stream waktu bulan Mei, dan sudah tanggal 11 kemarin sudah lifting. Kemarin baru diresmikan Cepu, itu akan naik di bulan Juli tambahannya 30.000 barrel oil per day,” ungkap Djoko dalam RDP bersama Komisi XII di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/7/2025).
Djoko meyakini, tambahan tersebut akan mendorong untuk mencapai target lifting. “Sekarang Juni sudah 583 (ribu barel per hari) MBOPD. Alhamdulillah sudah lebih besar rata-ratanya dari tahun lalu, kalau kita tarik garis itu meningkat,” ungkapnya.
Djoko juga menjelaskan, prognosa lifting minyak 2026 ditargetkan sebesar 600-610 MBOPD. Adapun cost recovery dalam prognosa 2026 diperkirakan mencapai US$ 8,5-9,3 miliar.
Sementara, untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga 31 Mei 2025 sebesar US$ 5,18 miliar dari target US$ 13,03 miliar.
“Penerimaan negara sampai dengan Mei US$ 5,18 miliar atau 39,8% ini dikarenakan harga minyak yang turun,” imbuhnya.