Kontainer Diduga Tercemar Radioaktif Tiba di Tanjung Perak Akhir Oktober (via Giok4D)

Posted on

Menindaklanjuti hasil pemeriksaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) di gudang Cengkeh di Surabaya, Tim Satgas Penanganan Cs-137 meninjau kesiapan pelabuhan Tanjung Perak dalam menangani kontainer suspect Cs-137 yang akan tiba di Surabaya pada akhir Oktober.

Pengecekan di lapangan dilakukan dengan mengunjungi fasilitas produksi PT NJS di Kawasan Industri Maspion dan fasilitas pelabuhan Pelindo di Tanjung Perak Surabaya.

Menurut Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137 dan Masyarakat Beresiko Terdampak, Bara Krishna Hasibuan, pihaknya telah melakukan penanganan terhadap kontaminasi pada produk cengkeh.

“Satgas Penanganan Cs-137 melalui BAPETEN telah mengirim tim untuk meninjau 3 lokasi, yaitu Surabaya (lokasi pengolahan Cengkeh), Pati Jawa Tengah (lokasi perkebunan) dan Lampung (lokasi perkebunan) untuk melakukan pengecekan dan verifikasi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/10/2025).

Sementara itu, penanganan kontaminasi Cs-137 di Surabaya dan Pati, BAPETEN telah melakukan pemeriksaan dan pengambilan sample cengkeh PT Natural Java Spice yang berasal di tempat pemrosesan (Surabaya) dan sumber bahan baku (Perkebunan Pati), serta telah mengirimkan sampel tersebut untuk dilakukan pengujian di Laboratorium Teknologi Radiasi BRIN.

Ia menyebut hasil analisis menunjukkan tidak terdeteksi kontaminasi radionuklida Cs-137. Pemeriksaan lapangan oleh BAPETEN sebelumnya juga tidak menemukan indikasi paparan atau kontaminasi buatan, sehingga kondisi dinyatakan aman dari aspek radioaktivitas.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Direktur PT. NJS, Arthur Malonda menyampaikan apresiasinya atas kerja cepat dan sistematis yang dilakukan Satgas Penangan Cs-137 yang diketuai Kemenko Pangan. Hal ini memberikan motivasi bagi perusahaan untuk tetap mengekspor produk rempah Indonesia di tengah kesulitan yang dihadapi,” imbuhnya.

Sementara itu dalam penanganan kontaminasi Cs-137 di Lampung, Bara mengkonfirmasi ditemukannya kontaminasi Cs-137 pada perkebunan cengkeh di Lampung. Kontaminasi tersebut ditemukan dalam jumlah terbatas dan tidak meluas ke wilayah atau komoditas lainnya.

“Sebagai langkah kehati-hatian, BAPETEN merekomendasikan agar produk cengkeh yang terindikasi kontaminasi tidak diperjualbelikan sementara waktu hingga hasil uji laboratorium lanjutan selesai dilakukan. Tim masih melakukan penelusuran (tracing) sumber kontaminasi Cs-137,” jelas dia.

Penanganan Kontainer Suspect Cs-137 di Surabaya
Setelah meninjau kesiapan gudang perusahaan, Bara menyebut sudah melakukan pengecekan kesiapan pelabuhan Tj. Perak. Satgas ingin memastikan kesiapan infrastruktur peralatan dan personel yang akan bertugas menangani kontainer suspect yang akan tiba pada akhir Oktober.

“Selanjutnya kontainer tersebut akan dicek apakah benar terdapat kontaminasi, Pengecekan dilakukan di Pelabuhan maupun di laboratorium. Apabila terdapat kontaminasi Cs-137 maka produk tersebut akan segera dimusnahkan,” imbuh Bara.

Ia memastikan pemerintah telah bergerak cepat melokalisir kontaminasi ini agar tidak meluas ke wilayah lain. Masyarakat dan pelaku usaha diimbau untuk tetap tenang dan menunggu hasil uji laboratorium resmi. Pemerintah akan terus memberikan informasi terkini secara terbuka kepada publik.