Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) memproyeksikan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada 2029 mencapai Rp 3,69 triliun. Hal ini mengacu pada tren penerimaan 2022-2024.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ATR/BPN, Pudji Prasetijanto Hadi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi II DPR RI. Menurutnya, proyeksi perolehan PNBP 2029 mencapai Rp 3,69 triliun seiring tren positif dari realisasi PNBP dalam lima tahun terakhir.
“Memperhatikan data realisasi PNBP dalam lima tahun terakhir, maka proyeksi tahun 2026 hingga 2029 yang tetap mengacu pada ketentuan tarif Peraturan Pemerintah (PP) 128 2015 tentang jenis dan tarif PNBP pada Kementerian ATR/BPN menunjukkan tren yang meningkat,” kata Pudji di Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (16/9/2025).
Proyeksi PNBP
Berdasarkan paparan Pudji, proyeksi target PNBP pada 2026 mencapai Rp 3,28 triliun. Target tersebut berangsur naik dan pada 2027 diproyeksikan PNBP dapat tembus Rp 3,46 triliun, pada 2028 mencapai Rp 3,56 triliun, dan pada 2029 mencapai Rp 3,69 triliun.
“Proyeksi tersebut mencakup penerimaan fungsional, mengecualikan biaya transportasi, akomodasi, dan konsumsi dari perhitungan,” ujar Pudji.
Lebih lanjut, Pudji memaparkan realisasi PNBP dalam lima tahun terakhir. Pada 2021 target PNBP Kementerian ATR/BPN mencapai Rp 2,44 triliun dengan realisasi 91,65% atau Rp 2,24 triliun.
Pada 2022, target PNBP Rp 2,23 triliun dengan realisasi 118% atau mencapai Rp 2,63 triliun. Pada 2023, target PNBP mencapai Rp 2,50 triliun dengan realisasi 121,88% atau mencapai Rp 3,05 triliun.
“Pada 2021 dapat dilihat terdapat data anomali realisasi yang kurang optimal, kali ini dikarenakan adanya COVID-19. Namun 2022 hingga 2024, capaian PNBP Kementerian ATR/BPN secara konsisten berada pada hasil yang lebih dan optimal,” kata dia.
Kemudian pada 2024, target PNBP mencapai Rp 3 triliun dengan realisasi 102,04% atau mencapai Rp 3,06 triliun. Terakhir, pada 2025 target PNBP mencapai Rp 3,2 triliun dan realisasinya sudah 65,31%.
“Target tersebut disusun dengan memperhitungkan potensi pelayanan, pertanahan, dan tata ruang, serta didukung oleh upaya optimalisasi pelayanan yang terus ditingkatkan. Realisasi penerimaan hingga 10 September 2025 adalah sebesar Rp 2,09 triliun atau 65,31%. Hal tersebut menunjukkan trend yang cukup positif,” kata Pudji.
Simak juga Video Menteri ATR/BPN: Tahan Laju Alih Fungsi Lahan Demi Ketahanan Pangan
