Batam kini menjelma menjadi pusat investasi, industri, logistik, dan pariwisata. Tak hanya itu, kini Batam menjadi lokomotif pembangunan nasional, melalui inovasi, investasi, dan pembangunan berkelanjutan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Kota Batam pada 2024 mencapai 6,69% secara year on year. Angka ini lebih tinggi dibanding ekonomi Kepri yang berada di angka 5,02% bahkan di atas pertumbuhan nasional yang berada pada 5,03%. Peran strategis BP Batam sebagai pusat industri dan logistik inilah yang menjadi fondasi bagi pertumbuhan pesat kota ini.
Kinerja investasi Kota Batam hingga Triwulan III Tahun 2025 menunjukkan capaian yang sangat positif. Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM), realisasi investasi mencapai Rp15,48 triliun, atau tumbuh 123,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 (YoY). Secara kumulatif (Januari- September 2025), total investasi mencapai Rp 33,66 triliun, tumbuh 74,94% (C-to-C) dan telah mencapai 91% dari target LKPM sebesar Rp 36,9 triliun.
Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (BP) Batam, Amasakar Achmad menyampaikan capaian ini sebagai capaian positif bersempena dengan 54 Tahun Hari Bakti BP Batam. Ia optimis momentum ini menegaskan kepercayaan investor terhadap kebijakan BP Batam yang stabil dan pro-bisnis, sejalan dengan transformasi kawasan menuju hub industri, logistik, dan pariwisata berkelas internasional.
“Pertumbuhan investasi Batam sepanjang 2025 mencerminkan kepercayaan investor terhadap kepastian berusaha di Batam. Target LKPM kami hampir tercapai, dan kami yakin akan melampauinya di akhir tahun,” ujar Amsakar dalam keterangannya, Rabu (5/11/2025).
Struktur investasi Batam kini menunjukkan pergeseran menuju sektor-sektor produktif: Jasa Lainnya (21%), Industri Mesin dan Elektronik (13,6%), Perumahan dan Kawasan Industri (10%), serta Listrik, Gas, dan Air (15%). Kombinasi ini menandakan Batam tengah memasuki fase industrial upscaling, yaitu peningkatan kapasitas dan nilai tambah industri.
“Batam kini bukan hanya menarik investor baru, tetapi juga memperluas basis industri yang sudah ada. Ini menunjukkan arah transformasi ekonomi Batam yang semakin berdaya saing,” ungkap Amsakar.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Candra menegaskan bahwa peningkatan signifikan pada PMDN menjadi penanda kuatnya kapasitas domestik di kawasan Batam.
“Lonjakan PMDN menunjukkan semakin kuatnya kepercayaan pelaku lokal terhadap iklim investasi Batam, sementara PMA tetap menjadi motor utama transfer teknologi dan ekspor,” jelasnya.
Menurutnya, keseimbangan antara PMDN dan PMA kini membentuk ekosistem industri yang terintegrasi, di mana PMDN memperkuat kapasitas produksi dan tenaga kerja, sedangkan PMA menjaga arus modal, inovasi, dan akses pasar global.
Lebih lanjut, Anggota/Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan ВP Batam, Fary Djemy Francis, menjelaskan bahwa BP Batam juga menghitung realisasi investasi menggunakan metode komprehensif, yakni gabungan antara data LKPM dan data impor barang modal PMA dari KPU Bea Cukai Batam.
“Metode ini mencerminkan pergerakan investasi secara riil, tidak hanya secara administratif. Laporan LKPM mencatat proyek yang berjalan, sedangkan data impor barang modal menunjukkan aktivitas fisik industri dan perluasan kapasitas produksi,” jelas Fary.
Dengan metode ini, total investasi Batam hingga September 2025 tercatat Rp 54,47 triliun, atau 91% dari target BP Batam sebesar Rp 60 triliun.
Sebagai informasi, di bawah Komando Amsakar dan Claudia, BP Batam berkomitmen mewujudkan Batam sebagai kawasan investasi berdaya saing tinggi untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi regional dan nasional dengan mempertimbangkan keseimbangan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.
Adapun peran strategis BP Batam sebagai pusat industri dan logistik inilah yang menjadi fondasi bagi pertumbuhan pesat kota ini. Dilengkapi dengan 1 Bandara Internasional Hang Nadim dengan 6 Pelabuhan Internasional, 8 Pelabuhan Kargo dan 3 Pelabuhan Domestik, kini Batam menjadi rumah bagi ribuan perusahaan multinasional, dengan konektivitas udara, darat dan laut yang mumpuni.
