Geber Ekosistem Digital, Bank Mandiri Siapkan Modal Rp 3 Triliun

Posted on

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 3 triliun untuk memperkuat ekosistem digital perseroan. Ekosistem digital emiten pelat merah berkode saham BMRI ini meliputi peningkatan kapabilitas internal, keamanan, dan keandalan sistem.

“Jadi secara kita sudah katakan Rp 3 triliun yang kita sudah canangkan untuk Capex,” kata Direktur Information Technology Bank Mandiri, Timothy Utama dalam konferensi pers virtual, Selasa (29/4/2025).

Timothy menjelaskan belanja modal bagi ekosistem tersebut juga dilakukan untuk memperkuat layanan digital perseroan, yakni Kopra Mandiri, Livin by Mandiri, hingga Livin Merchant. Timothy menambahkan, pengembangan teknologi berbasis kapabilitas internal (in-house capability) juga dilakukan dengan harapan mampu memberi fleksibilitas dan kendali penuh terhadap sistem yang dibangun.

“Ini tentunya untuk kenyamanan, capabilities, dan juga keamanan, kehandalan kami jaga terus,” imbuhnya.

Bank Mandiri mencatat jumlah pengguna Livin’ by Mandiri mencapai 30,7 juta di kuartal I 2025. Frekuensi transaksi Livin’ by Mandiri telah mencapai 1,1 miliar transaksi, naik 30% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan nilai transaksi menembus Rp 1.070 triliun, meningkat 16% secara YoY.

Sementara Kopra by Mandiri, mencatat volume transaksi sebesar 349 juta hingga per kuartal I 2025 dengan nilai transaksi yang dikelola tumbuh 23% yoy, mencapai Rp 6.000 triliun.

Melalui optimalisasi layanan digital Livin’ by Mandiri dan Kopra by Mandiri, volume transaksi digital Bank Mandiri mencapai Rp7.066 triliun hingga akhir Maret 2025, tumbuh 21,9% secara tahunan. Kinerja positif ini turut mendorong efisiensi operasional, tercermin dari rasio biaya terhadap pendapatan (Cost to Income Ratio/CIR) bank only yang terjaga di level 38,2% di akhir Kuartal I 2025.

Sejalan dengan upaya memperluas layanan digital, Livin’ Merchant yang diluncurkan pada Juni 2023 telah mencatat sekitar 2,6 juta pengguna terdaftar hingga Maret 2025, tumbuh 35% dibandingkan tahun sebelumnya.

Didukung pertumbuhan pengguna aktif bulanan yang naik hingga 3 kali lipat dibandingkan periode Maret 2024, platform ini menjadi motor baru Bank Mandiri dalam mempercepat digitalisasi UMKM secara inklusif di seluruh Indonesia termasuk area Non-Urban.

Digitalisasi ini juga berkontribusi pada peningkatan pendapatan non bunga konsolidasi yang mencapai 17,3% secara YoY per Maret 2025 menjadi sebesar Rp11,24 triliun. Peningkatan tersebut, turut didukung oleh pertumbuhan transaksi digital, layanan trade finance, treasury, dan pengelolaan dana, yang memperkuat diversifikasi pendapatan perseroan.

Akselerasi Dana Murah dan Komitmen Berkelanjutan

Bank Mandiri juga mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang solid. Hingga akhir Maret 2025, total DPK secara konsolidasi tercatat Rp1.748 triliun, meningkat 11,2% secara YoY. Pertumbuhan DPK didorong oleh peningkatan dana murah mencapai 8,89% YoY dengan komposisi dana murah secara bank only mencapai 77,1%.

Optimalisasi platform digital Livin’ dan Kopra mempercepat pertumbuhan CASA, memperkuat pondasi pendanaan berbasis dana murah yang efisien dan berkelanjutan. “Kami memanfaatkan digitalisasi untuk mengoptimalkan akuisisi dana murah dan meningkatkan efisiensi biaya dana,” ujar Darmawan.

Untuk menjaga likuiditas dan memperkuat struktur pendanaan, bank berkode emiten BMRI ini, pada Maret 2025 lalu telah menerbitkan Global Bond senilai US$ 800 juta dan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan Tahap II senilai Rp5 triliun. Penerbitan ini menjadi bagian dari strategi diversifikasi pendanaan perseroan, sekaligus mencerminkan kepercayaan kuat investor terhadap kinerja dan prospek jangka panjang Bank Mandiri.

Bank Mandiri terus menjalankan komitmennya terhadap keuangan berkelanjutan secara konsisten. Pada triwulan pertama tahun 2025, portofolio pembiayaan berkelanjutan kami mencatat pertumbuhan sebesar 11,1% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total mencapai Rp294 triliun. Dari jumlah tersebut, portofolio hijau tumbuh sebesar 13,4% menjadi Rp148 triliun dan portofolio sosial tumbuh 9% menjadi Rp146 triliun. geber