Ford Motor menyebut kebijakan tarif resiprokal dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baka berdampak bagi kinerja perusahaan. Berdasarkan perhitungan manajemen, tarif resiprokal berpotensi membebani keuangan perusahaan hingga US$ 1,5 miliar atau Rp 24,6 triliun (kurs Rp 16.400).
Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
Ford telah mengambil berbagai langkah untuk mengurangi dampak kebijakan Trump terhadap keuangan perusahaan. CEO Ford Jim Farley mengatakan, pihaknya mampu mengurangi sekitar US$ 1 miliar atau Rp 16,4 triliun potensi kerugian dengan memindahkan basis produksi dari Meksiko ke Kanada.
Dilansir dari Reuters, Selasa (6/5/2025), Ford Motor memproyeksi laba sebelum bunga dan pajak dapat menyentuh US$ 7 miliar hingga US$ 8,5 miliar untuk tahun 2025. Perusahaan tampaknya harus menghitung ulang proyeksi laba sebab saat itu Ford belum menyertakan kebijakan tarif Trump.
Ford sendiri telah menarik panduan perusahaan tahun ini sebagai respons atas tarif resiprokal. Kepala Keuangan Ford, Sherry House mengatakan bahwa perusahaan sebenarnya sudah berada di jalur yang tepat untuk memenuhi panduan tersebut sebelum ada tarif resiprokal.
Sementara itu para pesaing Ford seperti General Motors baru-baru ini meluncurkan panduan terbaru. Di sisi lain para eksekutif Ford mengatakan bahwa mereka menangguhkan prospek perusahaan hingga mereka mendapat kejelasan lebih lanjut tentang dampak tarif resiprokal.
Ford juga masih memperhitungkan bagaimana reaksi konsumen jika terjadi kenaikan terhadap harga produk. Sementara itu analis Morningstar Research, David Whiston menilai keputusan Ford menarik panduan merupakan langkah yang cukup berani.
“Merupakan langkah yang berani bagi mereka untuk menarik panduan ketika GM memberikan panduan yang direvisi termasuk memperhitungkan tarif, meskipun sejujurnya banyak hal yang sangat tidak pasti,” tutur David.
Simak juga Video ‘Trump Ancam Patok Tarif 100% untuk Film yang Dibuat di Luar AS’: