Force Majeure di Tambang Grasberg, Freeport Pangkas Proyeksi Penjualan

Posted on

Freeport-McMoRan mengumumkan adanya keadaan force majeure atau keadaan kahar pada area tambang Grasberg di Papua Tengah. Imbas kondisi tersebut, Freeport-McMoRan memperkirakan penjualan konsolidasi tembaga dan emas akan turun.

Dikutip dari Reuters, force majeure ini tidak hanya berdampak pada turunnya penjualan, melainkan juga membuat harga saham perseroan anjlok 10,4%. Freeport menghentikan sementara aktivitas tambang di Grasberg akibat longsoran material basah yang menghalangi akses penambangan bawah tanah dan menghambat rute evakuasi tujuh pekerja yang terjebak.

Sebelumnya, Freeport telah mengevakuasi dua pekerja yang tewas dalam insiden tersebut. Perseroan mengatakan pemulihan operasional tambang akan dilakukan bertahap mulai paruh pertama 2026.

Freeport juga mengindikasikan produksi tahun 2026 di Indonesia berpotensi turun sekitar 35% dari perkiraan sebelumnya. Sebelumnya, perseroan sempat mengalami insiden kebakaran yang merusak pabrik peleburan di Indonesia.

Sebagai informasi, harga tembaga di London Metal Exchange melonjak lebih dari 3% ke level tertinggi dalam 15 bulan pada Rabu lalu, menyusul pengumuman oleh Freeport.

“Kami tidak terkejut dengan revisi penurunan panduan, tetapi pemangkasan ini lebih signifikan daripada yang kami perkirakan,” kata analis Jefferies.

Para analis juga menilai gangguan ini akan menyebabkan pasar tembaga lebih ketat, yang berpotensi berdampak positif bagi operasi Freeport di Amerika Serikat.

Freeport kini memperkirakan penjualan konsolidasi tembaga dan emas pada kuartal ketiga akan lebih rendah masing-masing sekitar 4% dan 6% dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar 1 miliar pon tembaga dan 350 ribu ons emas.