Ekspor Rokok ke AS Kena Tarif Gede, Bos Djarum Tetap ‘Chill’

Posted on

Ekspor sejumlah barang RI ke Amerika Serikat (AS) akan dikenakan tarif 19%, menyusul kesepakatan antara Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Donald Trump. Salah satu barang yang terkena tarif besar tersebut ialah rokok.

Direktur Utama PT Djarum, Victor Rachmat Hartono tak khawatir dengan hal tersebut. Djarum sendiri menjadi salah satu perusahaan yang mengekspor produk rokom ke AS. Namun jumlahnya tidak banyak.

“Kita memang ekspor rokok ke Amerika. Itu berarti jadi 19%, ya akan lebih mahal di sana. Tapi karena Djarum lebih konsentrasi sama Indonesia, ya yang ekspornya itu kan kecil ya, relatif kecil,” ujar Victor, ditemui usai acara Meet The Leaders by Universitas Paramadina di Trinity Tower, Jakarta Selatan, Sabtu (26/7/2025).

Djarum sendiri merupakan salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1951. Perusahaan yang dikelola oleh keluarga konglomerat terkaya di RI ini sebagian besar menyasar pasar dalam negeri.

Victor mengatakan, jumlah ekspor produk rokok Djarum ke AS hanya sekitar 1%. Oleh karena itu, menurutnya pengenaan tarif 19% untuk produk-produk yang diekspor ke AS tidak akan berpengaruh signifikan ke keuangan perusahaan.

“Nggak terlalu berbahaya untuk keuangannya kita. Ekspor hanya sekitar 1%” ujarnya.

Begitu juga dengan lini bisnis dari Djarum Group lainnya, tidak terlalu banyak yang bersinggungan dengan aktivitas ekspor-impor dari AS sehingga hasil negosiasi tarif ini tidak akan berpengaruh signifikan ke perusahaan.

Victor juga tak khawatir dengan potensi perang Thailand-Kamboja yang belakangan muncul. Justru yang ia khawatirkan ialah saat ketegangan muncul antara AS dan China, yang mana saat ini perang dagang sudah mulai mereda.

“Yang paling bahaya ya kalau Amerika sama China perang,” ujar dia.

Sebagai informasi, Indonesia berhasil melakukan negosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat pimpinan Presiden Donald Trump untuk menurunkan tarif impor. Barang asal Indonesia diturunkan tarif impornya ketika masuk ke Negeri Paman Sam dari 32% menjadi hanya 19%.

Di Asia Tenggara, negara yang berhasil negosiasi dengan administrasi Trump baru Indonesia dan Vietnam. Sebelumnya Vietnam juga berhasil bernegosiasi dan menurunkan tarifnya, yang terendah mencapai 20%.

Sementara itu, negara lain macam Malaysia tarifnya mencapai 25%. Kemudian, Thailand dan Kamboja masing-masing sebesar 36%. Kemudian, Myanmar dan Laos menghadapi tarif tertinggi, yakni 40%.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *