Donald Trump Mau Temui Xi Jinping Usai Keliling Asia

Posted on

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah melangsungkan kunjungan kerja ke sejumlah negara di Asia. Di akhir lawatannya itu, ia direncanakan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping untuk membahas nasib perang dagang kedua negara.

Melansir Reuters, Sabtu (25/10/2025), Trump meninggal Washington pada Jumat (24/10) malam untuk memulai perjalanan dinasnya selama lima hari ke Malaysia, Jepang, dan Korea Selatan. Ini merupakan kunjungan pertamanya ke negara-negara itu usai menjabat pada Januari lalu.

Dalam kunjungan itu, ia berhadap dapat membuat berbagai kesepakatan dagang dengan ketiga negara itu, sebelum akhirnya melakukan pertemuan dengan Xi Jinping pada Kamis (30/10) mendatang di Korea Selatan.

Untuk diketahui, tensi perang dagang antara AS dengan China sudah mencapai titik puncak usai kedua negara menaikkan tarif dan mengontrol ketat ekspor. Di mana Amerika mengontrol ketat ekspor chip ke China, sementara China mengontrol ketat ekspor mineral tanah jarangnya.

“Kedua belah pihak tidak mengharapkan terobosan yang akan memulihkan tensi perdagangan ke kondisi sebelum pelantikan Trump periode kedua pada Januari lalu,” kata seorang narasumber yang mengetahui masalah tersebut.

Sebaliknya, pertemuan Trump dengan Xi nanti direncanakan berfokus untuk merekatkan hubungan kedua negara dan menjalin kesepakatan-kesepakatan kecil atau perjanjian sementara untuk meredakan tensi perdagangan.

“Perjanjian sementara bisa mencakup keringanan tarif terbatas, perpanjangan tarif saat ini, atau komitmen China untuk membeli kedelai buatan AS dan Boeing,” terang sumber Reuters tersebut.

“Washington dapat mengizinkan lebih banyak chip komputer canggih mengalir ke Beijing, yang sebagai gantinya mereka dapat melonggarkan kontrol atas logam tanah jarang yang membuat Trump marah. Atau, tidak akan ada hasil apa pun dari pembicaraan itu,” jelasnya lagi.

Sementara itu, pada Rabu (22/10) kemarin Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan bahwa pertemuan Trump dan Xi Jinping nanti akan menjadi “pertemuan santai,” yang menyiratkan tidak ada formalitas.

Trump kemudian mengatakan kepada para wartawan bahwa mereka berdua akan mengadakan pertemuan yang cukup panjang, yang memungkinkan mereka untuk menyelesaikan banyak persoalan.

Meski begitu, China belum mengonfirmasi adanya rencana pertemuan. Sehingga sampai saat ini informasi terkait pertemuan itu hanya bersumber dari pemerintah AS.