Raksasa hiburan, Disney, berencana memangkas ratusan karyawan di seluruh dunia. Pemutusan hubungan kerja (PHK) ini menyasar sejumlah divisi seperti film, televisi, dan keuangan.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Melansir dari BBC, Sabtu (7/6/2025), PHK massal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan biaya di tengah peralihan cara masyarakat menikmati hiburan dari langganan TV kabel ke platform streaming.
“Seiring dengan transformasi industri kami yang cepat, kami terus mengevaluasi cara-cara untuk mengelola bisnis kami secara efisien sambil mendorong kreativitas dan inovasi yang diharapkan konsumen dari Disney,” kata seorang juru bicara kepada BBC.
Meski pemangkasan itu menyasar banyak divisi, perusahaan menegaskan tidak ada tim yang akan ditutup sepenuhnya. Selain itu pihaknya juga berusaha agar jumlah karyawan yang ter-PHK tidak begitu besar.
“Kami telah melakukan pendekatan yang cermat untuk meminimalkan jumlah karyawan yang terdampak,” kata juru bicara itu.
Pemangkasan karyawan ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan perusahaan, di mana sebelumnya pada 2023 lalu Disney sudah PHK sekitar 7.000 pekerja sebagai bagian dari upaya penghematan biaya operasional sebesar US$ 5,5 miliar.
Sebagai tambahan informasi, perusahaan yang berkantor pusat di California tersebut mempekerjakan kurang lebih 233.000 karyawan di seluruh dunia. Di mana lebih dari 60.000 karyawan di antaranya berkantor pusat di luar AS.
Dalam hal ini, Disney memiliki sejumlah perusahaan di industri hiburan termasuk Marvel, Hulu, dan ESPN. Namun saat ini pertumbuhan perusahaan didorong oleh pelanggan baru pada layanan streaming Disney+-nya.
Tercatat pendapatan keseluruhan perusahaan pada kuartal pertama 2025 ini mencapai US$ 23,6 miliar atau Rp 384,32 triliun (kurs Rp 16.285/dolae AS). Jumlah itu mengalami peningkatan 7% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.