Dika Irawan Sukses Meraih Cuan dari Bisnis Membersihkan Rumah

Posted on

Kegiatan membersihkan rumah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh semua orang. Namun, Dika Irawan yang kini mendulang cuan dari bersih-bersih rumah.

Bukan sekedar membersihkan rumah biasa. Pria berdomisili di Sawangan itu menjadikan aksi bersih-bersih rumah itu menjadi bisnis. Sebelum menjadi bisnis, kegiatan bersih-bersih rumah hanya sebuah konten biasa yang diunggah di Instagram pribadinya.

Konten tersebut ternyata mendapat respon positif dari pengikut di Instagramnya. Video yang diunggah berisi dirinya membersihkan dan memilah barang menumpuk di rumah pribadinya.

“Awalnya malu sih, malu karena, ya rumah saya berantakan banget sih, malu banget.
Tapi saya ingat, saya coba sharing, siapa tahu di sana ada orang-orang yang mungkin bernasib sama atau apa gitu kan. Nah dari situ akhirnya saya bikin konten dan ternyata meledak gitu. Meledak dan boleh jadi jutaan views gitu kan,” kata dia kepada detikcom.

Dika mengatakan fokus yang dia sampaikan dalam video yang diunggahnya adalah prilaku menimbun barang tidak terpakai, sehingga membuat rumah atau ruangan penuh serta berantakan. Biasanya prilaku itu disebut hoarding disober, prilaku gemar menimbun barang karena menganggap barang itu akan berguna di kemudian hari.

Dari situlah muncul ide layanan jasa yang dimilikinya bernama Antihoarding. Jadi jasa yang dibuka oleh Dika bukan sekedar membersihkan rumah atau ruangan, tetapi juga membantu memilah barang yang menumpuk dan tidak terpakai.

“Nah berangkat dari situ saya ingat bahwa ternyata ada persoalan nih di masyarakat gitu kan atau di netizen, soal mereka itu kesulitan dalam melepas barangnya intinya gitu. Nah dari situ saya ingat bahwa bisa nih kalau itu buka jasa atau solusi lah gitu,” ucapnya.

Mulanya dia juga membuka kesempatan kepada teman-temannya agar dapat menjadi testimoni dari jasa yang dia buka tersebut. Berjalannya waktu, banyak yang meminta agar rumahnya dibersihkan. Rumah tersebut dua lantai dan lama tidak ditempati.

Pelanggan pertamanya itu juga didokumentasikan proses pembersihan dan pemilihan barang dalam rumah tersebut. Karena dalam memilah ini, dinilai tidak mudah. Sebab sejumlah barang diyakini punya cerita dan kenangannya bagi si pemilik.

“Nah udah dari situ akhirnya mulai lah itu sedikit demi sedikit ada orderan gitu kan. ‘Pak beresin gudang saya, pak beresin kos-kosan’ seperti itu, dari situ awalnya. Ini dimulai tahun lalu itu sekitar bulan September,” terangnya.

Mengingat bisnis ini adalah sampingan milik Dika, awalnya hanya membuka jasa Antihoarding ini untuk Sabtu-Minggu saja. Karena tingginya antusiasnya dari sosial media, Dika pelan-pelan membentuk tim agar menerima pesanan jasa Antihoarding di hari kerja atau weekdays.

“Belakangan saya melihat bahwa wah saya kayaknya perlu team juga. Akhirnya dari teman-teman dekat gitu. Jadi saya juga melihatnya saya membuka ini bukan cuma membantu orang lepas dari heratan hoarding y tapi juga untuk membantu teman-teman yang mungkin butuh pendapatan gitu kan,” ucapnya.

Dika membuka bisnis Antihoarding ini dibagi dalam dua kategori ruangan dan rumah. Untuk satu ruangan harga jasanya mulai dari Rp 500.000. Sementara kategori rumah Rp 1 juta, namun tetap juga tergantung luas tanahnya dan tingkat keparahan dari barang-barangnya.

Ia berharap jasa yang dia buka ini dapat meluas hingga Jabodetabek. Terkaita rencana membuka aplikasi atau join dengan aplikasi pemesanan lainnya, Dika mengatakan hal itu akan menjadi target jangka panjang. Sementara saat ini yang diperlukan adalah pengenalan lebih dekat terkait dengan Antihoarding.

“Kalau membuat aplikasi itu mungkin suatu saat nanti. Tapi saat ini saya rasa perlu lebih ke pendekatan personal, karena decluttering ini kan bukan hanya bersih-bersih, ada permasalahan emosional dan lain lainnya,” pungkasnya.