Upaya memperkuat sektor wisata halal di Indonesia terus dilakukan. PT SUCOFINDO (Persero) mulai menerapkan program Sertifikasi Pariwisata Ramah Muslim untuk menilai kesesuaian fasilitas dan layanan wisata terhadap kebutuhan wisatawan muslim.
Kepala Unit Halal PT SUCOFINDO (Persero), Agus Suryanto, menjelaskan sertifikasi ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung daya saing pariwisata nasional.
“Sertifikasi Pariwisata Ramah Muslim merupakan inovasi layanan sertifikasi yang dikembangkan oleh PT SUCOFINDO (Persero) untuk menilai kesesuaian fasilitas dan layanan pariwisata terhadap kriteria ramah muslim. Penilaian ini dilakukan di berbagai aspek, mulai dari penyediaan makanan halal, ketersediaan fasilitas ibadah, hingga pengelolaan operasional yang memperhatikan nilai-nilai dan kebutuhan wisatawan muslim,” tutur Agus Suryanto dalam keterangan resmi, Kamis (30/10/2025).
Ia menambahkan, sertifikasi ini berbeda dengan sertifikasi halal pada umumnya.
“Sertifikasi halal berfokus pada produk (barang dan jasa) dan menjadi salah satu parameter dalam pemenuhan kriteria dalam Sertifikasi Pariwisata Ramah Muslim,” katanya.
Sementara itu, sertifikasi ramah muslim diterbitkan melalui Sucofindo International Certification Service (SICS) dan mencakup berbagai jenis fasilitas wisata, mulai dari hotel, restoran, agen perjalanan, toko ritel, hingga penyelenggara MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions).
Agus mengatakan layanan ini mulai dikembangkan sejak Mei 2025, seiring meningkatnya kebutuhan wisatawan muslim global dan permintaan terhadap fasilitas pariwisata yang ramah muslim di Indonesia.
“Selain itu, populasi muslim dunia yang besar dan daya beli yang terus tumbuh menjadikan segmen wisata halal sebagai pasar potensial. Karena itu, peningkatan kualitas layanan wisata ramah muslim menjadi hal penting untuk memperkuat daya saing nasional,” lanjut Agus.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Sebagai perusahaan jasa di bidang Testing, Inspection, dan Certification (TIC), PT SUCOFINDO berkomitmen mendukung pembangunan industri nasional yang berkelanjutan dan berdaya saing global. Komitmen itu diwujudkan lewat berbagai layanan seperti sertifikasi produk halal, sistem manajemen mutu, hingga sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE).
Agus menegaskan, meski Sertifikasi Pariwisata Ramah Muslim saat ini masih bersifat sukarela, namun langkah ini menjadi peluang strategis bagi pelaku usaha.
“Pelaku industri yang memperoleh sertifikasi ini akan mendapatkan berbagai manfaat, antara lain peningkatan kualitas dan daya saing layanan, jaminan kenyamanan bagi wisatawan muslim melalui sertifikasi dari lembaga terpercaya, serta dukungan terhadap program pemerintah untuk memperkuat pariwisata halal dan meningkatkan posisi Indonesia dalam Global Muslim Travel Index (GMTI),” tutupnya.
Sebagai informasi, salah satu pelaku usaha yang telah memperoleh sertifikasi ini adalah Hachi Grill Ampera. Restoran tersebut dinilai memenuhi kriteria layanan dan fasilitas ramah muslim, termasuk penyediaan makanan halal dan kenyamanan bagi pengunjung. Langkah ini sekaligus menjadi contoh bagaimana sektor kuliner dapat mengambil bagian dalam memperkuat ekosistem wisata halal di Indonesia.
