Danantara Klaim Proyek Sulap Sampah Jadi Listrik RI Terbesar di Dunia

Posted on

Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Pandu Patria Sjahrir menyebut proyek waste to energy (WTE) atau sulap sampah jadi listrik yang dijalankan Danantara menjadi yang terbesar di dunia.

Tak hanya sebatas mencari keuntungan, kata dia, proyek WTE diharapkan mampu menyelesaikan persoalan lingkungan yang semakin krisis. Menurut Pandu tidak ada satu negara yang berinvestasi sebesar Indonesia untuk menjalankan WTE.

“Jangan lupa ini mungkin waste to energy, yang kita lakukan ini yang terbesar di dunia. Tidak ada satu negara melakukan investasi sebesar ini di waste to energy. Per hari ini ini terbesar di dunia. Kenapa? Karena ini solve satu isu utama. Ini bukan hanya create return, Tapi isu utamanya adalah masalah lingkungan hidup yang sudah krisis,” beber Pandu dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di JS Luwansa, Jakarta, Kamis (16/10/2025).

Sebelumnya, CEO Danantara Rosan Roeslani mengatakan kebutuhan investasi WTE di 33 kota mencapai Rp 91 triliun. Investasi pada satu 1 Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) bisa menelan anggaran hingga Rp 2-3 triliun.

Pandu menambahkan, pemerintah menyiapkan berbagai regulasi demi mendukung eksekusi WTE. Salah satunya penyediaan lahan secara gratis, penghapusan tipping fee hingga penetapan biaya listrik sebesar 20 sen per kilowatt hour.

“Jadi yang kita ubah sekarang kita akan menyiapkan lahan secara gratis. Kita juga akan melakukan take and pay. Dan di sini 20 sen itu satu harganya menurut kami cukup atraktif,” tuturnya.

Pandu yakin proyek WTE akan menarik minat investor. Buktinya, saat ada 120 perusahaan yang sudah menyatakan ketertarikan bergabung pada 10 proyek pertama WTE.

“Kita sudah membuka selama 2 minggu terakhir. Siapa yang ingin masuk? Ada 120 perusahaan dan konsorsium yang ingin bidding hanya untuk 10 proyek pertama. Jadi ini masif,” sebut Pandu.

“Bahwa memang secara commercial ini atraktif. Tapi kami lempar balik kepada konsorsium. We give you good return. Returnnya bagus. Tapi tolong dong solve beberapa hal. Satu, secara teknologi Anda yang paling kompetitif. Jadi penting nih secara teknologi. Kedua, secara lingkungan. Ini sama pentingnya Anda harus bisa solve,” tutupnya.