PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu memperkuat posisi sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang kompetitif di tingkat nasional.
Pada tahun ini, Bank Jatim ini fokus pada tiga sasaran utama, yakni peningkatan kualitas aset dan liabilitas, pendalaman ekosistem digital, serta peningkatan skala bisnis.
Direktur Utama Bank Jatim, Winardi Legowo, menjelaskan dalam poin peningkatan kualitas aset dan liabilitas, Bank Jatim menekankan pada pertumbuhan bisnis yang berfokus pada kualitas aset yang baik dan pertumbuhan dana yang berkelanjutan. Kemudian, penyaluran kredit disalurkan secara prudent dan selektif, memiliki profil resiko yang terukur serta prospek yang baik dan peningkatan dana pihak ketiga yang berkelanjutan.
“Peningkatan kapasitas bisnis Bank Jatim dilakukan melalui pendalaman ekosistem digital dengan cara mengintegrasikan semua lini bisnis dari pasar yang menjadi pangsa pasar terbesar Bank Jatim baik dari sektor keuangan pemerintah daerah, UMKM, maupun masyarakat ke dalam ekosistem layanan digital yang mudah, cepat, dan aman,” jelas Winardi dalam keterangan tertulis, Kamis (29/10/2025).
Selain melalui pertumbuhan secara organik untuk meningkatkan skala bisnis, Bank Jatim memiliki keyakinan pertumbuhan bisnis juga dapat dipercepat melalui aksi korporasi. Sejak akhir tahun 2024, Bank Jatim telah melakukan aksi korporasi berupa penyertaan modal kepada BPD melalui pola Kelompok Usaha Bank (KUB) dan penerbitan obligasi.
Winardi menjelaskan, setelah memperoleh restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk bergabung dalam Kelompok Usaha Bank (KUB) bersama Bank NTB Syariah, tahun ini Bank Jatim akan melanjutkan proses KUB dengan empat BPD lain yang telah menandatangani Shareholder Agreement (SHA).
“Seperti halnya aksi korporasi suatu bisnis pada umumnya, KUB membutuhkan langkah dan perhitungan bisnis yang akurat termasuk dukungan dari masing-masing Pemegang Saham Pengendali dan OJK tentunya. Dapat kami sampaikan juga bahwa pada tanggal 30 September 2025, Bank Jatim telah melakukan penyertaan modal sebesar Rp100 miliar kepada Bank NTT sebagai proses pembentukan KUB. Diharapkan dalam waktu dekat, OJK akan memberikan izin efektif untuk pelaksanaan konsolidasi antara Bank Jatim dengan Bank NTT,” tegasnya.
Meski dihadapkan pada berbagai tantangan, baik eksternal maupun internal, Bank Jatim tetap mampu mencatatkan kinerja positif hingga September 2025. Kinerja keuangan ini merupakan hasil konsolidasi yang juga mencakup capaian dari anggota Kelompok Usaha Bank (KUB). Secara konsolidasi, performa Bank Jatim pada September 2025 terbilang solid. Nilai aset tercatat mencapai Rp125,1 triliun atau tumbuh 17,3 persen dibanding tahun sebelumnya.
Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kenaikan aset produktif, seperti penyaluran kredit yang mencapai Rp80,2 triliun atau naik 29% (year on year/YoY), serta pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp99,3 triliun atau tumbuh 13,5% YoY. Dari hasil pengelolaan aset itu, Bank Jatim berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp5,10 triliun, meningkat 29,25% secara tahunan. Melalui hasil pengelolaan aset itu, Bank Jatim sukses membukukan pendapatan bersih sebesar Rp5,10 triliun, meningkat 29,25% secara tahunan.
“Di tengah tantangan ekonomi dan dinamika dunia usaha, Bank Jatim melihat pertumbuhan ekonomi mampu tumbuh seiring masih terdapat permintaan kredit. Namun, dengan mencermati kondisi yang ada, Bank Jatim kini memang lebih fokus pada kualitas penyaluran kredit dan keberlanjutan dari perseroan,” ungkapnya.
Kemudian untuk laba bersih di triwulan III ini secara konsolidasi mencatatkan angka sebesar Rp1,14 Triliun atau tumbuh 23,5% YoY. Di sisi pengelolaan aset sendiri, Bank Jatim berhasil menghasilkan pendapatan bunga sebesar Rp7,42 Triliun dengan nilai pendapatan bunga bersih sebesar Rp5,10 Triliun atau tumbuh sebesar 29,2 % YoY.
Adapun salah satu kekuatan Bank Jatim untuk mendukung kinerja adalah jumlah jaringan konvensional yang tersebar di seluruh pelosok wilayah regional dan didukung dengan jaringan digital online untuk mempermudah konektivitas transaksi keuangan masyarakat. JCONNECT sebagai brand digital Bank Jatim sukses mengalami peningkatan baik dari sisi pengguna maupun utilitas transaksinya.
“Untuk mengantisipasi dinamika serta dalam upaya mendukung ekspansi bisnis dan memperkuat struktur pendanaan serta likuiditas, Bank Jatim di awal September 2025 juga telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan Tahap 1 sebesar Rp 2 Triliun yang terbagi dalam 2 tenor yaitu tenor 3 tahun dengan Coupon Yield 6,4% dan tenor 5 Tahun dengan Coupon Yield 6,7%. Penerbitan Obligasi ini mendapat respon yang cukup baik, oversubscribe sebanyak 1,15x,” tutupnya.






