Cak Imin Sebut Rp 5.980 Triliun Ekonomi Digital RI Bisa Menguap Tanpa Ini

Posted on

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyampaikan Indonesia mempunyai potensi ekonomi digital Indonesia senilai US$ 360 miliar atau setara Rp 5.980 triliun (kurs Rp 16. 616). Namun, potensi ini akan hilang apabila tidak didukung dengan penguatan literasi dan inklusi digital.

“Tanpa ada literasi keuangan yang memadai, potensi besar ekonomi digital yang bernilai US$ 360 miliar akan kehilangan makna,” ujar Cak Imin dalam acara Festival Ekonomi Digital Indonesia (FEKDI) dan Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2025, Jumat (31/10/2025).

Cak Imin menyebut sebesar 40% penduduk Indonesia belum melek finansial, baik secara pengetahuan maupun perilakunya. Untuk itu, ia menilai digitalisasi ekonomi dan keuangan tidak boleh berhenti pada infrastrukturnya saja.

Ia menilai transformasi digital harus menyentuh literasi, memperluas akses, dan membangun kapasitas manusia. Tujuannya, agar digitalisasi menjadikan masyarakat semakin berdaya dan memiliki daya saing dibanding negara-negara lainnya.

“Inilah yang disebut pendekatan human-centered digital economy, yang berarti ekonomi digital berbasis untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Bagi para pelaku ekonomi kreatif dan UMKM, literasi keuangan digital berarti memahami cara kerja keuangan digital, memanfaatkan keuangan digital, melindungi diri dari resiko digital,” terangnya.

Ia menekankan inklusi ekonomi digital berarti memastikan semua lapisan masyarakat dapat terlibat. Pemerintah tidak ingin ekonomi digital menjadi barang eksklusif yang justru memperdalam curang kesenjangan. Untuk itu, Cak Imin menilai ekonomi digital harus dibangun di atas tiga fondasi utama.

Pertama, akses yang merata, infrastruktur dan konektivitas hingga ke pelosok. Kesempatan yang setara terutama bagi UMKM, perempuan dan generasi muda untuk terus tumbuh.

“Kedua, tata kelola yang adil agar platform dan (ketiga) data dikelola untuk kepentingan publik. Hanya dengan cara itulah kita bisa memastikan bahwa sistem pengeluaran dan sistem keuangan kita pada umumnya dengan segala fitur-fitur yang canggih bisa dimanfaatkan oleh semua lapisan, semua profesi, dan seluruh kalangan masyarakat,” terang Cak Imin.

“Saya berharap seluruh pemangku kepentingan ekonomi dan keuangan digital benar-benar memasukkan aspek pemberdayaan di dalam sistem dan tata kelola di hari-hari yang akan datang,” imbuhnya.