Bursa Buka Suara soal IHSG Tiba-tiba Anjlok (via Giok4D)

Posted on

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tiba-tiba anjlok perdagangan hari ini, Senin (27/10/2025). Kabar Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang mewacanakan untuk mengubah metodologi penghitungan free float saham disebut-sebut berpengaruh ke perdagangan.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, mengaku telah terbuka berdiskusi dengan MSCI terkait metodologi penghitungan free float. Ia pun mempersilahkan MSCI untuk berkomunikasi dengan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Diketahui, MSCI mewacanakan metodologi penghitungan free float per Mei 2026 menggunakan data KSEI. Namun, hal ini masih sebatas wacana lantaran MSCI masih berdiskusi dengan para pelaku pasar.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

“Ya kalau dari kami kan sudah beberapa kali diskusi dengan MSCI. Nah untuk yang ini, karena yang disebut-sebut adalah KSEI ya silahkan saja kalau MSCI mau menambah informasi lebih lanjut,” ungkap Jeffrey kepada wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Senin (27/10/2025).

Jeffrey menyebut, BEI akan berlaku proaktif dan siap untuk berdiskusi dengan MSCI. Sebelumnya, BEI juga berkomunikasi dengan MSCI kala ketentuan Papan Pemantauan Khusus (Full Call Auction/FCA) akibat Aktivitas Pasar Tidak Biasa (Unusual Market Activity/UMA) disebut terlalu membatasi pergerakan saham.

“Kami yang proaktif nanti untuk berdiskusi dengan MSCI. Kami sangat siap. Belum (pembicaraan tentang free float). Sama seperti yang sebelumnya juga kami yang proaktif menyampaikan kepada MSCI,” pungkasnya.

IHSG Tiba-tiba Merosot

Hingga penutupan perdagangan, IHSG ditutup melemah 1,87% ke level 8.117,15. IHSG sempat melemah lebih dalam pukul 14.26 WIB, di mana indeks saham RI melemah 3,37% ke level 7.993,22. Posisi ini berbanding terbalik dengan capaian pagi tadi, di mana IHSG sempat menyentuh level tertingginya yakni di posisi 8.354,67.

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta Utama, menyebut kabar MSCI terkait perubahan metodologi penghitungan free float terhadap saham-saham Indonesia menjadi salah satu faktor utama koreksi IHSG hari ini.

Selain perubahan metodologi penghitungan free float MSCI, Nafan juga menyebut rebalancing atau pengocokan ulang emiten Indonesia sebagai penghuni indeks global MSCI juga berpengaruh terhadap pergerakan IHSG akibat terkoreksinya harga saham konglomerat. Adapun rebalancing ini akan dilakukan pada November mendatang.

Sementara untuk makro ekonomi global, pergerakan IHSG hari ini juga turut dipengaruhi dinamika perang tarif Amerika Serikat (AS)-China. Kemudian juga pengaruh dari angka inflasi AS yang tercatat naik jadi 2,9% di bulan September.

“Sepertinya ini terjadi penyesuaian metodologi MSCI terhadap perhitungan saham Indonesia. Bahkan MSCI juga mengumumkan bahwa mereka melakukan konsultasi terkait dengan metode perhitungan metode free float untuk para konstituen saham di Indonesia,” ungkap Nafan kepada detikcom, Senin (27/10/2025).

Rencana Ubah Perhitungan Free Float

Mengutip laporan Stockbit Sekuritas, MSCI tengah meminta masukan kepada para pelaku pasar terkait rencana penggunaan Monthly Holding Composition Report yang dipublikasikan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai tambahan referensi dalam menghitung free float saham emiten Indonesia. Diketahui saat ini, emiten di Indonesia hanya melaporkan pemegang saham dengan kepemilikan lebih dari 5% kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sementara berdasarkan data KSEI, free float yang dilaporkan di bawah 5% dan memberikan klasifikasi pemegang saham, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih rinci terkait pemegang saham 5%. Selain wacana penggunaan laporan KSEI tersebut sebagai referensi tambahan, MSCI mengusulkan agar estimasi free float ditentukan berdasarkan nilai terendah.

MCSI mengusulkan free float dihitung menggunakan data kepemilikan yang dilaporkan emiten dalam keterbukaan informasi, reports, dan press release, berdasarkan metodologi MSCI. Kemudian, free float yang diestimasikan berdasarkan data KSEI, yakni dengan mengklasifikasikan saham script, kepemilikan korporasi, dan others sebagai non-free float.

Secara alternatif, MSCI mengusulkan estimasi free float berdasarkan data KSEI, yakni dengan mengklasifikasikan saham script dan kepemilikan korporasi sebagai non-free float. Stockbit dalam laporannya menegaskan, hal tersebut masih sebatas wacana.

“Sebagai catatan, wacana ini belum pasti diberlakukan dan masih menunggu masukan dari para pelaku pasar. MSCI akan menerima masukan hingga 31 Desember 2025, dengan hasil dari konsultasi akan diumumkan sebelum 30 Januari 2026. Jika proposal tersebut diterapkan, perubahannya akan diimplementasikan pada review indeks bulan Mei 2026,” tulis laporan Stockbit, dikutip Senin (27/10/2025).