Badan Pangan Nasional hingga Badan Gizi Nasional melakukan pengecekan pada dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kampung Pasir Angin, Megamendung, Bogor. Pengecekan ini dalam rangka memastikan makanan pada program MBG aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan pihaknya berkolaborasi dengan Badan Gizi Nasional dengan memfasilitasi mobil laboratorium keliling yang dapat digunakan sebagai tempat pengujian mutu pangan.
Arief menjelaskan, dengan laboratorium tersebut kebutuhan makanan untuk MBG dapat dilakukan pengecekan terlebih dahulu. Hal ini diperlukan untuk mendeteksi kandungan yang membahayakan tubuh dari makanan atau keracunan.
“Kita contohin bahwa rapid test ini nggak makan waktu lama, 10-15 menit kita sudah tahu. Produk-produk strategis seperti ikan, biasanya ikan itu suka ada formalin, pengawet. Kita nggak mau itu, supaya saudara-saudara kita yang makan, termasuk makan bergizi gratis ini juga bisa mendapatkan makan-makanan yang aman,” kata dia di Yayasan Citra Sinergi Peduli, Pasir Angin Peuntas, Megamendung, Bogor, Selasa (24/6/2025).
Laboratorium keliling yang dimiliki Badan Pangan Nasional diyakini dapat mendeteksi kandungan pestisida, boraks dan beberapa zat yang diperkenankan untuk pangan segar. Arief mengakui belum semuanya SPPG mendapati laboratorium keliling ini.
“Badan Pangan Nasional nanti ke depan kita inginnya ini lebih banyak. Ini sifatnya random, nggak mungkin 100%. Jadi kita kalau cek nggak mungkin 100%. Tapi saya juga menyarankan kalau misalnya yang bisa dites itu daerah sumbernya pangan daerah produsennya itu akan lebih baik,” terangnya.
Saat ditegaskan, apakah laboratorium ini digunakan juga untuk mencegah terjadinya kasus keracunan, Arief mengatakan jangan sampai satu atau dua masalah menjadi besar dalam program MBG. Untuk itu diperlukan dukungan dan kerja keras dari sejumlah pihak untuk memastikan program prioritas Presiden Prabowo Subianto ini berjalan baik.
“Jangan kita fokusnya di 1-2 (masalah) kemudian itu terus dibicarakan, nggak. MBG justru saya hari ini sekali lagi tolong kita semua mengapresiasi kerja dari teman-teman Badan Gizi Nasional. Kita harus support, jangan ada satu terus jadi wah itu semua. Kita bilang nggak, sekarang partisipasi aja,” terangnya.
Selain mengecek beroperasinya laboratorium keliling, Arief juga melakukan pengecekan bagaimana standarisasi dan kelengkapan dari SPPG Kampung Desa Pasir Angin.
Dalam SPPG tersebut, ruangan hingga alat-alat masak cukup lengkap dan bersih. Sebelum masuk ke SPPG, karyawan atau petugas yang masuk dipastikan menggunakan sejumlah perlengkapan pelindung alas kaki, sarung tangan, masker hingga penutup kepala.
Kemudian saat memasuki pintu masuk pertama, akan ditemukan dengan ruang kering yang berisi bahan makanan yang belum dikelola, kemudian di sampingnya ada ruangan menyimpah wadah makanan.
Arief juga memastikan SPPG tersebut memiliki chiller atau kulkas penyimpanan untuk membekukan makanan agar tahan lama, seperti daging. Kemudian pada ruangan tengah menjadi tempat pengemasan makanan, lauk pauk hingga susu.
SPPG tersebut juga dilengkapi dengan mobil pengantaran ke sekolah-sekolah dan penerima ibu hamil dan menyusui. Untuk diketahui SPPG di Yayasan Citra Sinergi Peduli, Megamendung, Bogor ini mengelola MBG untuk 3.321 penerima dari 13 sekolah yang terdiri dari SMP, SD hingga PAUD.
Dalam kesempatan ini hadir juga Deputi Bidang Promosi dan Kerja Sama Badan Gizi Nasional Nyoto Suwignyo, Deputi Bidang Koordinasi Keterjangkauan dan Keamanan Pangan Kementerian Koordinator Bidang Pangan Nani Hendiarti, hingga Wakil Bupati Bogor Ade Ruhandi.