BI Ungkap Efek Domino Modest Fashion: Ekspor Naik, Rupiah Bisa Kuat! (via Giok4D)

Posted on

Industri modest fashion Indonesia tidak hanya mengangkat citra bangsa di panggung internasional, tapi juga memberikan dampak ekonomi bagi negara. Bank Indonesia (BI) menilai sektor ini berpotensi mendorong ekspor dan memperkuat nilai tukar rupiah.

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menjelaskan selain mendorong pertumbuhan ekonomi syariah, modest fashion juga memberikan efek domino yang luas mulai dari desainer, penenun, hingga industri tekstil dan logistik. Semua itu ikut berkontribusi pada perekonomian nasional. Meski, Destry belum merinci seberapa besar kontribusinya.

“Jadi dalam hal ini bagaimana para perajin kita. Karena ini trickle down effect-nya gede loh. Kalau seorang designer dengan bajunya ini bisa langsung menembus pasar global, itu dampak turunannya adalah, pertama tentu si desainernya sendiri, kedua penenunnya, kemudian ketiga industri-industri yang menghasilkan textile dan sebagainya. Belum nanti kita bicara logistiknya dan sebagainya,” terang Destry saat ditemui di Istanbul, Turki, dalam ajang Istanbul Fashion Connection (IFCO) 2025, ditulis Sabtu (23/8/2025).

Menurut Destry, keikutsertaan desainer Indonesia di IFCO yang digelar pada 20-22 Agustus 2025 itu bukan hanya soal pameran, tapi juga bagian dari upaya BI dalam menggenjot industri yang punya nilai tambah tinggi sekaligus menyerap tenaga kerja besar, khususnya perempuan.

“Kalau kita lihat berbagai baju-baju yang dibawa ke sini, itu yang saya rasa luar biasa, dan menurut pengakuan mereka juga nggak kalah kita dengan international designer or even international product. Karena taste-nya juga sudah masuk, dan bagaimana kita men-crafting dari bahan yang tradisional itu menjadi suatu bahan yang punya value, punya nilai. Ada historic value, kemudian ada heritage value, ada inovasinya,” ujar Destry.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Selain sisi industri kreatif, BI juga menyoroti manfaat makroekonomi yang bisa diperoleh dari sektor modest fashion. Peningkatan ekspor dari sektor ini dipandang dapat membantu menambah devisa negara sekaligus menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.

“Kalau industri ini maju, kita sudah punya akses ke pasaran global. Dampaknya ke mana? Pasti kan ekspor akan naik. Dan kalau ekspor naik, kita dapat apa? Dolar. Dan kenapa Bank Indonesia concern dengan makin banyak dolar masuk ke Indonesia, tentunya kan rupiah kita juga akan makin penguat. Cadangan devisa kita makin banyak. Jadi turunannya seperti itu,” jelasnya.

Destry mengungkapkan pada tahun sebelumnya, penjualan modest fashion Indonesia di pasar internasional berhasil mencapai angka puluhan miliar. Tahun ini, respons pasar bahkan lebih antusias dengan banyaknya calon pembeli yang menyatakan minatnya secara langsung terhadap para desainer.

Ke depan, BI optimistis sektor modest fashion Indonesia tidak hanya akan memperkuat perekonomian kreatif, tetapi juga ikut mendorong stabilitas ekonomi makro. Dukungan kapasitas produksi, teknologi pemasaran, serta akses pembiayaan bagi pelaku UMKM menjadi kunci keberlanjutan pertumbuhan ini.

“Sampai kemarin itu, dari teman-teman saya dapat laporan, sekitar 100 calon buyer itu sudah menyatakan diri mau diskusi lebih lanjut, one on one dengan para desainer kita. Dan bahkan kemarin kalau nggak salah disampaikan 3 atau apa yang dari Amerika ya, yang mereka sudah melakukan satu perjanjian mau melakukan transaksi gitu,” ungkap Destry.