Presiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ke Istana, Jakarta, pada Senin, 3 November 2025.
Dalam laporannya kepada Prabowo, Bahlil menegaskan Indonesia akan setop impor solar pada 2026.
Hal ini seiring dengan rencana beroperasinya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan pada awal November 2025 seeta rencana penerapan B50 tahun depan.
“RDMP kilang kita yang di Balikpapan insyaallah 10 November ini akan kita resmikan. Kalau kita dorong B50 lagi untuk ke depan, berpotensi untuk supply kita bisa terjadi lebih terhadap solar, dan bisa kita ekspor,” ujar Bahlil dalam keterangan tertulis, Senin (3/10/2025).
Bahlil juga melaporkan terkait hasil kunjungan kerja ke sejumlah daerah, termasuk Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan beberapa wilayah lainnya. Salah satu fokus utama kunjungan tersebut adalah percepatan pembangunan listrik desa.
Bahlil menyampaikan bahwa program listrik desa menjadi salah satu perhatian utama Presiden Prabowo. Pemerintah menargetkan seluruh wilayah di Indonesia sudah teraliri listrik paling lambat pada 2030 mendatang.
“Sesuai arahan Bapak Presiden, untuk listrik desa 2029-2030 dari 5.700 desa dan 4.400 dusun, itu harus selesai semua,” tegas Bahlil.
Selain melaporkan perkembangan proyek listrik desa, Bahlil juga menyampaikan capaian positif produksi minyak nasional (lifting). Hingga November 2025, produksi minyak harian Indonesia telah melampaui target yang ditetapkan dalam APBN, yakni 605.000 barel per hari.
Tidak hanya itu, Bahlil turut melaporkan peningkatan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) sektor energi. Dari target sekitar Rp 260 triliun di tahun 2025, realisasi PNBP saat ini sudah mencapai sekitar 74-75% dari target.
Bahlil pun menegaskan bahwa seluruh program yang dijalankan merupakan tindak lanjut langsung dari instruksi Kepala Negara. “Ini kan semuanya perintah Bapak Presiden, yang perintahnya kita harus selesaikan dengan baik,” pungkasnya.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
