Momen akhir tahun identik dengan kampanye besar seperti Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 12.12. Momen ini memang selalu menjadi ajang yang paling dinanti pembeli dari berbagai platform e-commerce. Tak heran saat Harbolnas 12.12, kerap terjadi lonjakan pesanan yang tentunya menjadi peluang bagi para penjual. Namun, hal ini sekaligus menghadirkan tantangan untuk memastikan seluruh pesanan dikirimkan secara aman dan tepat waktu.
Di sektor logistik, puncak pesanan yang meningkat drastis dalam waktu singkat sering kali menimbulkan tantangan dan disrupsi dalam operasional. Untuk mengantisipasi hal tersebut, khususnya menjelang momen kampanye besar, penjual perlu menyiapkan strategi yang tepat agar setiap paket tiba di tangan pembeli dengan lancar selama periode high demand.
Tips Antisipasi Lonjakan Pesanan Saat Harbolnas 12.12
1. Pastikan Ketersediaan dan Pengelolaan Stok
Penjual perlu memastikan ketersediaan stok produk dan perlengkapan pengemasan mulai dari kardus, bubble wrap, hingga label pengiriman. Misalnya, jika biasanya Anda mengirim 50 paket per hari, siapkan setidaknya dua kali lipat jumlah tersebut untuk mengantisipasi lonjakan dari pembeli saat periode kampanye besar seperti Harbolnas. Persiapan ini membantu penjual mencegah kehabisan stok dan mengurangi potensi pembatalan pesanan dari pembeli.
2. Kemas dan Kirim Paket Lebih Awal
Hari puncak seperti 12.12 biasanya menjadi periode paling sibuk bagi layanan logistik. Untuk menjaga ketepatan waktu, kemas dan kirim paket sesegera mungkin setelah menerima pesanan masuk dari pembeli untuk memberi ruang bagi sistem distribusi dalam memproses paket dengan lebih cepat. Misalnya, pesanan yang dikirim pada 10 Desember berpeluang tiba lebih cepat dibandingkan paket yang baru dikirim pada hari puncak. Langkah sederhana ini bisa meningkatkan rating toko dan kepuasan pelanggan secara signifikan.
3. Gabungkan Paket Sesuai Jenis Ekspedisi dan Pengiriman Pilihan Pembeli
Jika toko menggunakan lebih dari satu jasa pengiriman, pisahkan paket sesuai jenis layanan yang dipilih pembeli. Pengelompokan yang tepat memastikan paket langsung masuk ke alur operasional yang sesuai saat hendak dikirimkan ke pihak jasa kirim tersebut. Sebagai contoh, tiga paket dengan jenis pengiriman Reguler dan tiga paket dengan jenis Hemat melalui SPX Express sebaiknya dikelompokkan dari awal untuk mempercepat distribusi dan meminimalkan kesalahan penyortiran.
Selain tips di atas, pastikan perlindungan paket optimal dengan menggunakan bubble wrap, potongan karton di sisi dalam kardus, serta label “Fragile” untuk produk yang rentan rusak. Pastikan juga label pengiriman tercetak jelas, mudah dibaca, dan sesuai data sistem agar lebih mudah dikenali petugas saat proses penyortiran dan pengiriman.
Penjual bisa memanfaatkan sistem cetak otomatis di dashboard e-commerce agar data lebih konsisten dan mengurangi risiko human error. Semakin baik perlindungan, semakin kecil risiko komplain dari pembeli.
Teknologi Automasi SPX Express untuk Kendalikan Lonjakan Pengiriman
SPX Express terus berupaya mengatasi lonjakan pesanan di momen kampanye besar seperti 11.11 dan 12.12 dengan memperkuat operasional melalui penerapan teknologi automasi. Teknologi dan sistem yang telah diterapkan adalah Automated Sorting Machine yang memungkinkan proses penyortiran berlangsung jauh lebih cepat dan akurat.
Selain itu, SPX juga menggunakan Automatic Linehaul Distribution Routing and Scheduling, yang otomatis menyesuaikan rute dan jadwal distribusi berdasarkan data permintaan harian. Sebelumnya, penyesuaian rute dilakukan secara manual dan bisa memakan waktu hingga satu minggu. Hal ini menyebabkan sebagian paket harus menunggu lebih lama di fasilitas sebelum dikirim ke tujuan.
“Kini, sistem otomatis SPX mampu menyesuaikan perencanaan hanya dalam satu hari, dengan mempertimbangkan jarak tempuh, kapasitas armada, moda transportasi, hingga tren permintaan di setiap wilayah. Hasilnya, paket dapat tiba di fasilitas tujuan pada jam operasional ideal, menghindari penumpukan, dan memastikan pengantaran ke pelanggan lebih cepat,” jelas juru bicara SPX Express dalam keterangannya, Senin (1/12/2025).
Ia menambahkan, sistem automasi ini dirancang agar SPX lebih adaptif terhadap perubahan permintaan pasar yang dinamis, khususnya sekitar periode Big Campaign.
“Saat terjadi lonjakan pesanan yang signifikan, sistem akan secara otomatis menghitung estimasi kenaikan volume dan merekomendasikan penyesuaian rute secara cepat,” tambahnya.
Selain rute otomatis, SPX Express juga menerapkan Facility and Network Smart Zoning, untuk menyesuaikan alur distribusi antarhub berdasarkan proyeksi permintaan di masing-masing wilayah. Melalui pemetaan cerdas, paket dapat tiba di fasilitas tujuan pada jam operasional ideal tanpa perlu bermalam di hub transit.
Smart Zoning akan memanfaatkan data historis dan proyeksi permintaan untuk memprediksi volume pesanan serta menentukan rute dan jadwal keberangkatan armada paling efisien. Dengan pendekatan ini, SPX dapat menjaga kelancaran distribusi di rute-rute padat seperti Jakarta-Bandung atau Jakarta-Semarang, sekaligus memastikan kecepatan dan konsistensi pengiriman di seluruh jaringan SPX Express di Indonesia.
“Melalui penerapan kedua teknologi automasi di seluruh hub SPX Express yang kini mencakup 514 kota dan kabupaten di Indonesia, kami memastikan setiap langkah distribusi berjalan lebih cerdas dan efisien. Kedua sistem ini memungkinkan kami meminimalkan risiko keterlambatan, mengoptimalkan kapasitas armada, dan menjaga ketepatan waktu pengiriman bahkan di saat puncak volume pesanan,” tutup pihak SPX Express.
