PT Waskita Karya (Persero) Tbk tengah mengelola 65 proyek berjalan hingga September 2025. Salah satu proyek yang masih berlangsung, yakni LRT Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai.
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan LRT Jakarta Fase 1B ditargetkan rampung pada Agustus 2026. Di tengah upaya peningkatan kinerja keuangan, perseroan pun terus dipercaya mengerjakan proyek baru. Tercatat, total Nilai Kontrak Baru (NKB) sekitar Rp5,6 triliun per Oktober 2025. Hal itu sejalan dengan program pemerintah yang fokus meningkatkan swasembada pangan serta ketahanan energi dan air.
“LRT Jakarta Fase 1B ditargetkan rampung pada Agustus 2026,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (4/11/2025).
Sebelumnya Waskita sempat menyebut LRT rute tersebut ditarget rampung Juni 2026.
Sebagai informasi, Waskita Karya terlibat dalam pembangunan LRT Jakarta melalui KSO Waskita-Nindya LRS sebagai kontraktor utama pembangunan. KSO ini ditunjuk oleh PT Jakarta Propertindo selaku pemilik proyek melalui proses tender.
Total anggaran pembangunan sebesar Rp 4,3 triliun. Dana ini berasal dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) ke PT Jakarta Propertindo (Perseroda) yang bersumber dari APBD DKI Jakarta.
Per 10 Oktober, progres terbaru dari pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Rute Velodrome-Manggarai saat ini telah mencapai 74,37%. Direktur Operasi I Waskita Karya Ari Asmoko mengatakan, saat ini fokus pekerjaan pada struktur atas dan jalur rel kereta atau trackwork. Ditargetkan, tahun 2026 mendatang bangunan sudah rampung dan bisa digunakan.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
“Untuk pekerjaan di Stasiun Rawamangun sudah pada tahap finishing. Lalu di Stasiun Pramuka BPKP dan Matraman tengah melaksanakan pekerjaan arsitektur, sedangkan di Pasar Pramuka sedang pemasangan PCI (Precast Prestressed Concrete I) girder, dan di Stasiun Manggarai dilakukan pengerjaan struktur atas,” jelas Ari, dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (11/10/2025)
Redaksi melakukan editing terkait keterangan waktu target proyek ini, dari sebelumnya ditulis Juni, menjadi Agustus. Hal ini dilakukan karena permintaan narasumber yang mengaku keliru dalam memberi keterangan. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.
