Walmart Ngeluh Tarif Impor Bikin Harga Barang Naik, Trump Jengkel!

Posted on

Presiden Amerika Serikat (AS) mulai jengkel dengan ulah raksasa ritel Walmart yang terus menerus mengeluhkan kebijakan tarif impor tinggi yang dibesutnya beberapa waktu lalu.

Walmart belakangan ini sangat vokal mengeluhkan kebijakan tarif tinggi Trump. Mereka menilai kebijakan itu bisa membuat naiknya harga-harga barang yang dijual di rantai ritel besar tersebut.

Trump menanggapi jengkel keluhan itu. Dia meminta Walmart tak mengenakan kenaikan harga apapun untuk barang-barang yang dia jual. Raksasa ritel itu akan menjadi pantauan utama Trump dalam beberapa waktu ke depan.

“Untuk Walmart maupun China, mereka seharusnya ‘MENELAN TARIFNYA’ dan tidak mengenakan biaya APAPUN kepada pelanggan yang berharga. Saya akan terus memantau, begitu pula pelanggan-pelanggan Anda!” tulis Trump dalam media sosialnya, dikutip dari CNN, Minggu (18/5/2025).

Sebelumnya, CEO Walmart Douglas McMillon mengeluhkan tarif impor tinggi Trump. McMillon menilai kenaikan harga bisa jadi akibat buruk yang terjadi dari tarif Trump. Khususnya menyangkut barang-barang yang berasal dari China.

“Kami akan melakukan yang terbaik untuk menjaga harga kami serendah mungkin. Namun mengingat besarnya tarif, bahkan pada tingkat yang dikurangi yang diumumkan minggu ini, kami tidak dapat menyerap semua tekanan mengingat kenyataan margin ritel yang sempit,” kata McMillon.

Para ekonom sudah banyak bicara kalau tarif tinggi dampaknya bisa saja membebani warga Amerika berpenghasilan rendah dan menengah, yang secara historis telah menjadi basis pelanggan utama Walmart. Konsumen selama ini sering mendatangi raksasa ritel itu untuk pembelian kebutuhan pokok, seperti bahan makanan.

Perubahan harga di Walmart kemungkinan akan berlaku pada akhir bulan Mei dan harga akan meningkat jauh lebih besar pada bulan Juni. Walmart, yang memiliki lebih dari 4.600 toko di Amerika Serikat, mendapatkan barang dagangan dari Kanada, China, India, Meksiko, dan Vietnam. Negara-negara yang disebut tadi telah menghadapi tarif setidaknya 10%.

“Semua tarif menciptakan tekanan biaya bagi kami, tetapi tarif yang lebih besar terhadap Tiongkok memiliki dampak terbesar,” kata McMillon.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *