PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) mencatat sejarah baru dengan meraih ESG Risk Rating terbaik sepanjang kiprah perusahaan. Penilaian sustainalytics menempatkan PT Vale dengan skor terendah di Indonesia, yakni 23,7 untuk sektor pertambangan sekaligus berada dalam jajaran 15 besar dunia untuk perusahaan pertambangan logam yang terdiversifikasi berisiko rendah.
Hal tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi standar global keberlanjutan dan tata kelola, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam transisi energi bersih. Dari skor sebelumnya 29,8, capaian ini mencerminkan lonjakan signifikan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.
Presiden Direktur dan CEO PT Vale Indonesia, Bernardus Irmanto menyebut bahwa keberhasilan ini menjadi momentum penting bagi perusahaan dan Indonesia.
“Pencapaian ini bukan hanya milik PT Vale, tetapi milik Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (24/11/2025).
Ia menambahkan bahwa capaian ini juga menjadi bukti bahwa industri tambang di kawasan dapat bersaing secara global.
“Ini membuktikan bahwa pertambangan di kawasan Asia Tenggara dapat berdiri sejajar dengan standar global, bahwa pertumbuhan dapat dicapai tanpa mengorbankan integritas, dan bahwa keberlanjutan bukan sekadar slogan, tetapi sistem yang dijalankan setiap hari,” tambahnya.
Adapun peningkatan rating tersebut didasari oleh kinerja terverifikasi di berbagai aspek keberlanjutan utama, termasuk pengelolaan energi dan emisi, keselamatan dan kesehatan kerja, praktik ketenagakerjaan, hingga pemberdayaan masyarakat. Inisiatif keberagaman dan inklusi yang mencakup rekrutmen inklusif dan pembentukan dewan keberagaman internal pun turut memperkuat posisi perusahaan dalam aspek tata kelola.
Seluruh peningkatan ini telah melalui proses verifikasi independen menggunakan AA1000 Assurance Standard yang memastikan bahwa data keberlanjutan PT Vale bersifat transparan dan kredibel.
Pencapaian ini juga memiliki arti strategis bagi Indonesia. Sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia berada di pusat transisi energi global. Mineral seperti nikel dan tembaga menjadi fondasi pengembangan kendaraan listrik, infrastruktur energi terbarukan, dan sistem penyimpanan energi yang menentukan arah dekarbonisasi global.
Keberhasilan PT Vale membuktikan bahwa sektor pertambangan Indonesia dapat menjadi model pertumbuhan bertanggung jawab tanpa mengorbankan integritas lingkungan maupun sosial.
Bernardus pun menegaskan bahwa rating ini juga mencerminkan nilai yang menjadi jati diri perusahaan.
“Peningkatan rating ini mencerminkan nilai-nilai yang membentuk identitas kami-integritas, kepedulian, dan keunggulan,” tuturnya.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
“Ini menjadi bukti bahwa perusahaan Indonesia dapat bersaing di tingkat global bukan hanya dalam produksi, tetapi juga dalam prinsip. Kami bangga turut memperkuat reputasi Indonesia sebagai mitra terpercaya dalam masa depan energi bersih dunia, di mana Indonesia siap memimpin dengan memberikan teladan,” sambungnya.
Peningkatan ESG Risk Rating PT Vale sendiri hadir di tengah dinamika perdagangan global yang semakin ketat, terutama ketika Amerika Serikat dan Eropa mempercepat investasi energi bersih melalui Inflation Reduction Act (IRA) dan EU Critical Raw Materials Act. Kinerja PT Vale menempatkan Indonesia sebagai mitra yang andal dan mampu menyediakan mineral rendah karbon bagi pasar yang semakin mengutamakan keberlanjutan terverifikasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, PT Vale beralih dari pendekatan reaktif menuju manajemen ESG yang proaktif, mulai dari tata kelola, kolaborasi dengan masyarakat, hingga rehabilitasi keanekaragaman hayati. Transformasi ini diwujudkan melalui praktik nyata dengan akuntabilitas yang melekat dari pimpinan hingga tim lapangan.
Lebih lanjut, Chief of Sustainability and Corporate Affairs Officer PT Vale Indonesia, Budiawansyah menilai bahwa capaian ini merupakan penanda penting dalam perjalanan keberlanjutan perusahaan.
“Sebagai bagian dari perjalanan keberlanjutan kami, perjalanan tim kami masih panjang,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa transformasi tersebut masih harus berjalan dan membutuhkan konsistensi jangka panjang.
“Pencapaian ini bukan garis akhir, tetapi penanda sejauh mana progres yang telah kami capai, dan seberapa besar komitmen yang kami persembahkan bagi masyarakat, bagi Indonesia, dan bagi generasi mendatang. Komitmen kami tetap sama bertumbuh secara bertanggung jawab, melindungi yang esensial, dan membuktikan bahwa pertambangan yang dijalankan dengan benar dapat menjadi kekuatan yang membawa kebaikan,” pungkasnya.
Dengan skor yang turun signifikan dari 30,5 pada Oktober 2024 menjadi 23,7 pada 2025, hal ini menegaskan bahwa keberlanjutan menjadi filosofi inti perusahaan. Senada dengan agenda nasional yakni peningkatan daya saing industri global, PT Vale pun terus memperkuat hilirisasi dan dekarbonisasi.
Pendekatan berbasis transparansi, standar mutu internasional, serta kemitraan dengan masyarakat menjadi model kepemimpinan baru di sektor pertambangan yang menempatkan manusia, lingkungan, dan kinerja dalam posisi setara.






