Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengaku sempat mengusulkan kenaikan harga eceran tertinggi (HET) untuk beras Perum Bulog atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Usulan tersebut muncul setelah harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) naik menjadi Rp 6.500 per kilogram (kg). Selain itu, Bapanas juga telah menetapkan kenaikan HET beras medium menjadi Rp 13.500/kg dari sebelumnya Rp 12.500/kg.
“Jadi saya mengusulkan harusnya kalau GKP (gabah kering panen) naik dari Rp 6.000 menjadi Rp 6.500/kg, maka beras Bulog yang dilepas harganya juga dinaikkan. Nah, hasil rakortas (rapat koordinasi terbatas) bilang ‘Pak Arief nggak usah’. Jadi tidak ada kenaikan untuk seluruh beras Bulog,” kata Arief saat ditemui di Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Senin (1/9/2025).
Menurut Arief, alasan penolakan kenaikan harga tersebut karena pemerintah ingin tetap memberikan akses beras dengan harga terjangkau bagi masyarakat melalui penyaluran beras Bulog.
“Jadi Bulog itu belinya mahal, jualnya murah. Itu berapapun angkanya akan mempengaruhi subsidi yang dikeluarkan pemerintah. Kalau pemerintah dalam rakortas, Kemenkeu menyetujui, ya nggak apa-apa dong,” lanjutnya.
Sebagai informasi, Bapanas telah memutuskan menaikkan HET beras medium menjadi Rp 13.500/kg dari sebelumnya Rp 12.500/kg. Sementara HET beras Perum Bulog saat ini masih berada di level Rp 12.500/kg.
Keputusan kenaikan HET beras medium di pasaran ini dikeluarkan pada 26 Agustus 2025. Sementara harga beras premium tidak mengalami perubahan, masih di level Rp 14.900/kg.