Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memulai pekerjaan pengeboran air baku di 24 titik Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat layanan air bersih darurat pascabencana banjir bandang sekaligus mendukung pemulihan kondisi sosial dan kesehatan masyarakat.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, ketersediaan air bersih merupakan kebutuhan mendesak yang tidak bisa ditunda. Oleh karena itu, Kementerian PU melakukan pengeboran sumur dalam dan sumur dangkal secara bertahap untuk melengkapi fasilitas Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK).
“Kalau sudah tidak ada air, penyakit pasti datang. Setelah urusan jalan dan jembatan mulai membaik, fokus kita berikutnya adalah soal air. Air bersih harus segera tersedia untuk seluruh masyarakat,” kata Dody, dikutip dari keterangan tertulis, Senin (29/12/2025).
Per 28 Desember 2025 pukul 08.00 WIB, pekerjaan pembangunan sumur bor air baku telah berjalan di sejumlah lokasi. Tercatat sebanyak 3 lokasi telah memasuki tahap pengeboran, yakni Masjid Simpang Lhee di Kecamatan Manyak Payed, Masjid Al Ikhlas di Kecamatan Banda Mulia, dan Kantor Kecamatan Kuala Simpang.
Sementara itu, empat lokasi lainnya masih dalam tahap persiapan, yaitu Desa Matang Taupah, Kecamatan Bendahara; Gampong Manahini, Kecamatan Karang Batu; Desa Bandar Kalifah, Kecamatan Tamiang Hulu; serta Pondok Pesantren Darul Mukhlisin, Kecamatan Karang Baru.
Selain pengeboran, Kementerian PU juga terus melakukan survei geolistrik untuk memastikan potensi air tanah yang optimal melalui tim geolistrik Balai Air Tanah (BAT). Di Pondok Pesantren Darul Mukhlisin, Kecamatan Karang Baru, peralatan pengeboran telah tersedia dan siap memasuki tahap pelaksanaan.
Secara keseluruhan, Kementerian PU merencanakan pembangunan 24 titik sumur bor air baku yang tersebar di 12 lokasi. Pekerjaan tersebut didukung oleh 5 unit alat bor serta 1 mobil bor Koken yang saat ini dalam proses mobilisasi dari Banda Aceh menuju Aceh Tamiang.
Pelaksanaan pembangunan sumur bor air baku di Kabupaten Aceh Tamiang merupakan bagian dari program penyediaan air bersih bagi masyarakat terdampak bencana yang dilaksanakan secara terintegrasi oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU.
Pelaksanaan pembangunan sumur bor air baku di Kabupaten Aceh Tamiang merupakan bagian dari program penyediaan air bersih bagi masyarakat terdampak bencana. Program ini dilaksanakan secara terintegrasi oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU.
Sebanyak 24 titik pembangunan sumur bor tersebar di sejumlah kecamatan. Kecamatan Karang Baru, Kuala Simpang, Bendahara, dan Manyak Payed masing-masing mendapatkan empat lokasi.
Selanjutnya, Kecamatan Rantau, Sekerak, dan Kejuruan Muda masing-masing memperoleh dua titik. Adapun Kecamatan Seruway, Bandar Pusaka, Tenggulun, Banda Mulia, dan Tamiang Hulu masing-masing mendapatkan dua lokasi pembangunan.
Seiring dengan pembangunan sumur bor air baku, Kementerian PU juga mengerahkan berbagai sarana dan prasarana pendukung layanan air bersih guna memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi masyarakat di Aceh Tamiang.
Secara keseluruhan di wilayah Provinsi Aceh, Kementerian PU telah menyalurkan dan mengoperasikan empat unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) mobile, 20 unit mobil tangki air, 12 unit biority, 63 hidran umum, 26 unit toilet portable, tujuh unit toilet darurat, 39 unit toren air, serta tiga unit mobil vakum tinja.
Selain sarana yang telah beroperasi, Kementerian PU juga tengah memobilisasi tambahan sarana pendukung untuk Provinsi Aceh, meliputi delapan unit IPA mobile, dua unit mobil tangki air, tujuh unit hidran umum, 21 unit toilet darurat, empat unit toren air, serta delapan unit sarana pembersihan lumpur kawasan.






