Trump Turunkan Tarif Impor Otomotif Jepang Jadi 15%

Posted on

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menerapkan tarif yang lebih rendah untuk produk impor mobil Jepang dan produk lainnya pada Kamis (4/9) kemarin. Dengan begitu bea masuk produk Negeri Sakura akan lebih rendah dari yang sudah diumumkan pada Juli lalu.

Melansir Reuters, Jumat (5/9/2025), penurunan tarif ini diberlakukan setelah AS dan Jepang akhirnya mencapai perjanjian dagang setelah berbulan-bulan melakukan negosiasi. Dalam hal ini, Negeri Paman Sam akan mengenakan tarif yang lebih rendah untuk mobil Jepang, berlaku tujuh hari setelah diterbitkannya perintah tersebut.

Sebagian keringanan tarif berlaku surut hingga 7 Agustus. Kemudian dalam perintah Trump juga berarti pengurangan tarif AS pada mobil Jepang, dari 27,5% saat ini menjadi 15%, yang akan berlaku pada akhir bulan ini.

Sebagai gantinya, Jepang akan menanamkan investasi dengan total nilai US$ 550 miliar atau Rp 9.040,9 triliun (kurs Rp 16.438/dolar AS) dalam proyek-proyek di Amerika. Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Negeri Sakura juga akan membeli 100 unit pesawat Boeing.

“Jepang sedang berupaya mempercepat implementasi peningkatan pengadaan beras AS sebesar 75% dan pembelian barang-barang pertanian AS, termasuk jagung, kedelai, pupuk, bioetanol, dan produk-produk AS lainnya dengan total US$ 8 miliar per tahun,” tulis perintah eksekutif Trump.

Untuk diketahui, penetapan tarif Trump sebelumnya telah memukul produsen mobil Jepang dengan sangat keras. Bahkan bulan lalu produsen otomotif Toyota mengatakan pihaknya memperkirakan kerugian hampir US$ 10 miliar atau Rp 164,38 triliun imbas pengiriman mobil yang diimpor ke Amerika Serikat.

Karena hal inilah produsen mobil ternama itu memuji upaya pemerintah Jepang untuk mencapai kesepakatan dagang dengan Trump. Terlebih mengingat Kamis (4/9) kemarin menandai kunjungannya yang ke-10 ke AS untuk negosiasi tersebut.

“Meskipun hampir 80% kendaraan yang dijual Toyota di AS dibuat di Amerika Utara, kerangka kerja ini memberikan kejelasan yang sangat dibutuhkan,” ujar perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan.

Lihat juga Video Trump: Tanpa Kebijakan Tarif, AS Akan Dimanfaatkan Negara Lain