Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi perpanjangan waktu bagi ByteDance untuk melepas aset TikTok di AS hingga 17 September 2025. Ini adalah kali kesekian Trump menunda rencana penutupan TikTok dan mengizinkan mereka tetap beroperasi di AS.
Padahal ada undang-undang yang mewajibkan penjualan atau penutupan TikTok di AS jika tak ada kemajuan dalam negosiasi. Tapi Trump memilih menandatangani perintah eksekutif pada hari kamis yang menunda tenggat waktu selama 90 hari.
Dilansir dari Reuters, Jumat (20/6/2025), Trump menyatakan keinginannya agar TikTok tetap aktif di AS karena aplikasi asal China itu membantu menarik pemilih muda pada Pemilu 2024.
Dia juga optimistis Presiden China, Xi Jinping, akan menyetujui kesepakatan yang menjaga keberadaan TikTok, meski belum jelas seberapa besar topik ini dibahas dalam pembicaraan kedua negara terkait sengketa tarif. Sementara itu, pihak TikTok juga sudah mengeluarkan pernyataan resmi.
“Kami berterima kasih atas kepemimpinan dan dukungan Presiden Trump agar TikTok tetap tersedia,” ujar manajemen TikTok.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan, perpanjangan ini memberi lebih banyak waktu untuk mencapai kesepakatan yang lebih baik. Menurutnya keputusan ini sudah berdasar pada hukum yang kuat.
Leavitt juga menyebut bahwa Trump tidak ingin TikTok dihentikan operasinya. Oleh karena itu pemerintahan Negeri Paman Sam akan menggunakan tiga bulan ke depan untuk memastikan penjualan selesai dan data konsumen AS terlindungi.
Undang-undang tahun 2024 mengharuskan TikTok berhenti beroperasi pada 19 Januari kecuali ByteDance bersedia melepas aset TikTok di AS atau menunjukkan kemajuan signifikan dalam penjualan.
Trump yang mulai menjabat sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2025 memilih tidak menegakkan aturan itu. Tenggat waktu pertama diperpanjang sampai awal April, lalu diperpanjang lagi sampai 19 Juni.
Simak juga Video: Trump Bicara Kemungkinan Menyelamatkan TikTok di AS
