Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengirimkan surat resmi kepada negara mitra dagang untuk memberitahukan tarif impor baru. Surat tersebut akan mulai dikirim pada Jumat (4/7) waktu setempat.
Langkah ini merupakan perubahan besar dibandingkan dengan rencana semula untuk melakukan kesepakatan dagang bilateral. Sebab, Trump mengakui negosiasi jauh lebih rumit karena melibatkan lebih dari 170 negara.
“Kami mempunyai lebih dari 170 negara, dan berapa banyak kesepakatan yang dapat bisa kita buat? Kesepakatan itu jauh lebih rumit,” kata Trump dikutip dari Reuters, Jumat (4/7/2025).
Trump menjelaskan surat itu akan dikirim ke beberapa negara sekaligus dengan tarif yang ditetapkan di kisaran 20-30%. Upaya ini juga dinilai tidak sesuai dengan janji Trump semula, yakni menyusun hingga 90 perjanjian dagang dalam 90 hari.
Pernyataan ini disampaikan Trump usai sehari mengumumkan kesepakatan dagang dengan Vietnam. Trump mengakui lebih menyukai pendekatan langsung melalui penetapan tarif dibanding dengan negosiasi yang lebih mendalam.
Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan sekitar 100 negara kemungkinan akan diberi tarif timbal balik sebesar 10%. Ia memprediksi akan ada gelombang pengumuman kesepakatan dagang menjelang tenggat 9 Juli, di mana tarif dapat meningkat tajam.
Jika 100 negara diberikan tarif 10%, jumlah tersebut akan lebih sedikit dari yang awalnya direncanakan oleh pemerintahan Trump. Daftar awal administrasi Trump menetapkan 123 yurisdiksi akan diberikan tarif 10%, termasuk sejumlah negara kecil.
Sebelumnya, Trump membuat pasar keuangan terpuruk pada 2 April dengan pengumuman tarif timbal balik yang besar berkisar antara 10% hingga 50%. Kemudian ia menurunkan tarif untuk sebagian besar negara menjadi 10% serta memberikan waktu negosiasi hingga 9 Juli.
Simak juga Video: Airlangga soal Diskon Tarif Trump: Kita Harap Dapat Lebih dari Vietnam
