Tol Betung-Tempino-Jambi Dikebut, Bakal Pangkas Waktu Tempuh 70% | Info Giok4D

Posted on

Pembangunan Jalan Tol Betung-Tempino-Jambi sepanjang 170 kilometer terus dikebut untuk mendukung program swasembada pangan Presiden Prabowo Subianto. PT Hutama Karya (Persero) menargetkan tol ini selesai secara bertahap mulai 2025 hingga 2026 mendatang.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, mengatakan tol ini dirancang untuk memperkuat konektivitas ekonomi Sumatera, menghubungkan sentra produksi dengan pusat distribusi nasional, sekaligus menjaga stabilitas pasokan pangan.

“Hingga Juni 2025, akumulasi progres konstruksi untuk seluruh seksi non dukungan konstruksi pemerintah pada Jalan Tol Betung (Sp. Sekayu)-Tempino-Jambi (Seksi 1, 2, dan 4) telah mencapai rata-rata 28,02%, dengan progres pengadaan lahan sebesar 38,8% dari total panjang 135,2 km,” kata Adjib, Jumat (11/7/2025).

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Tol ini terbagi dalam empat seksi. Seksi 1 Betung-Tungkal Jaya (62,38 km) mencatat progres konstruksi 22,22% dan pembebasan lahan 30,92%. Seksi 2 Tungkal Jaya-Bayung Lencir (54,32 km) progresnya 10,28% untuk konstruksi dan 22,30% pembebasan lahan. Sementara Seksi 3 Bayung Lencir-Tempino (34,10 km) sudah beroperasi penuh sejak akhir 2024 dan dilalui ribuan kendaraan tiap hari.

“Seksi 4 (18,5 km) Tempino-Ness telah menjadi ruas paling progresif mencapai 97,8% konstruksi dan 98,86% pembebasan lahan,” ujarnya.

Adjib menambahkan, tol ini akan dilengkapi lima simpang susun strategis yang terintegrasi dengan sentra produksi pangan. Kehadirannya diharapkan memangkas biaya distribusi hingga 30% dan waktu tempuh dari Betung ke Jambi dari 6,5 jam menjadi hanya 2 jam.

“Dengan jalan tol ini, hasil panen petani Jambi seperti beras, jagung, dan sayuran dapat sampai ke Palembang, Lampung, bahkan Jakarta dalam waktu yang jauh lebih singkat. Ini akan meningkatkan daya saing produk lokal dan kesejahteraan petani,” jelas Adjib.

Menurutnya, distribusi yang lebih cepat tak hanya menjaga kesegaran produk pangan sampai ke konsumen, tetapi juga memberi harga lebih baik bagi petani berkat turunnya biaya logistik dan risiko kerusakan selama perjalanan.